Rabu 28 Feb 2024 14:55 WIB

Kasus Bullying Santri Hingga Wafat di Kediri, ini Kata Rektor UIN Jakarta

Rektor UIN Jakarta menilai pesantren sangat mampu mencegah bullying.

Prof Asep Saepudin Jahar.
Foto:

Kemajuan teknologi informasi digital dapat digunakan untuk media pembelajaran

Khususnya terkait pemahaman bullying dan dalam rangka mitigasi terjadinya bullying. 

Menurut Asep, media digital ini juga berfungsi untuk media untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan pesantren. Sehingga pengurus pesantren bisa menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan dalam waktu singkat.

“Ini semua dapat dilakukan oleh manajemen pesantren yang baik, sehingga tidak ada lagi bullying terhadap santri di lembaga pendidikan pesantren, dan dapat menjadi pelopor anti bullying,” sebutnya. 

Kronologi

Santri di sebuah pondok pesantren yang terletak di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (23/2) lalu. Kronologi meninggalnya santri berinisial BM (14 tahun) ini diduga karena dianiaya seniornya. 

Menurut keterangan pengasuh pesantren, Fatihunnada, ia mulanya mendapatkan kabar bahwa santri itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Namun, ternyata ketika sesampainya di rumah duka, ia terkejut saat melihat tubuh santri itu mengalami memar dan bengkak pada bagian wajah sehingga menimbulkan kecurigaan dari keluarga korban atas kejadian yang menimpa anaknya.

Berdasarkan pemeriksaan Polres Kota Kediri, penganiayaan ini diduga karena adanya kesalahpahaman antara pelaku dengan korban. Sehingga saat ini Polres mengamankan keempat terduga pelaku berinisial MN (18 tahun), MA (18), AF (16), dan AK (17). 

sumber : mgrol151
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement