Senin 26 Feb 2024 23:39 WIB

Uni Emirat Arab Mulai Berikan Bantuan Medis untuk Palestina Lewat RS Apung di Al Arish

UEA berkomitmen besar membantu warga Palestina.

Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Anak-anak pengungsi Palestina antre untuk menerima makanan yang disediakan oleh relawan di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (24/2/2024). Sebanyak 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza akibat konflik berkepanjangan. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan sebagian besar warga sipil di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI— Uni Emirat Arab (Uni Emirat Arab) mulai memberikan bantuan medis pada Ahad (25/2/2024) bagi warga Palestina yang terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza, dengan memanfaatkan rumah sakit apung yang berlabuh di Pelabuhan Al Arish, Mesir timur laut.

Menurut kantor berita resmi UEA  WAM, rumah sakit apung yang dibangun sebagai bentuk dukungan terhadap warga Gaza itu memulai layanan medis dan mulai menerima korban dari Jalur Gaza.

Baca Juga

Rumah sakit berkapasitas 100 tempat tidur itu dilengkapi dengan serangkaian fasilitas medis yang komprehensif termasuk ruang operasi dan perawatan intensif, unit radiologi, laboratorium, dan apotek.

Rumah sakit dioperasikan oleh sebuah tim yang terdiri dari 100 petugas medis dan administratif mencakup berbagai spesialisasi termasuk anestesi, bedah umum, ortopedi, dan pengobatan darurat yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan medis mendesak bagi mereka yang terkena dampak konflik.

Rumah sakit apung tersebut, yang merupakan bagian dari Rumah Sakit Sahara, yang diresmikan pada 3 Desember tahun lalu di Gaza, menyediakan fasilitas untuk intervensi medis darurat dan kasus-kasus kritis, termasuk landasan helikopter dan kapal laut.

Baca juga: Alquran Sebut Langit Tercipta Hingga 7 Lapisan, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Perang Gaza mencapai titik kritis saat Israel menyerang Rafah, yang berbatasan dengan Mesir dan tempat di mana 1,4 juta orang mengungsi untuk menghindari pengeboman Israel. Para pengungsi berdesak-desakan di tenda-tenda dan apartemen dan tempat perlindungan sementara.

Mesir, Qatar, dan sekutu terkuat Israel, Amerika Serikat (AS) mencoba menengahi gencatan senjata untuk memulangkan 130 sandera yang ditawan Hamas dalam serangan mendadak 7 Oktober lalu. 

Negosiator menggelar pembicaraan di Kairo pada Selasa (13/2/2024) tapi belum ada tanda-tanda terobosan dalam perundingan tersebut. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk "berjuang hingga mendapatkan kemenangan penuh dan ini termasuk tindakan tegas di Rafah."

Baca juga: 4 Perkara yang Bisa Menghambat Rezeki Keluarga Menurut Alquran

Israel melancarkan serangan ke Gaza para pejuang Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel selatan pada 7 Oktober setelah lalu. Israel mengklaim Hamas membunuh 1.139 orang dan menyandera sekitar 250 orang lainnya.

Israel merespons dengan pengeboman dan invasi darat yang menghancurkan di Gaza, menewaskan lebih dari 28.500 orang.  

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.

Sumber: middleeasteye

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement