"Oleh sebab itu, kita mengharapkan WHO sejak dulu untuk bersikap tegas terhadap Israel. Jadi, seorang Dirjen WHO tidak hanya bisa mengeluh dengan matinya sistem kesehatan di Gaza. Tetapi dia harus melakukan pendekatan terhadap Israel dan Amerika untuk menghentikan kebiadaban terhadap rakyat Gaza saat ini," kata Sarbini.
"Nah, itu kita minta kepada WHO untuk segera mekakukan langkah-langkah yang diplomatis dan tegas, agar tidak menjalar yang namanya musibah kemanusiaan," jelas dia.
Dia menambahkan, Israel sekarang inj sedang fokus melakukan penyerangan ke Gaza Selatan. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kedepannya. Karena itu, dia pun mendesak kepada Israel untuk tidak menggunakan rumah sakit sebagai markas dan menuduh sembarangan.
"Dan kami meminta kepada Israel agar memfungsikan kembali rumah sakit di Gaza Selatan sampai utara sehingga sekitar 80 ribu korban luka-luka bisa teratasi dengan baik," ujar Sarbini.
Karena di Gaza tengah terjadi krisis kesehatan yang luar biasa, Sarbini pun meminta kepada negara-negara OKI dan juga pemerintah Indonesia melakukan pendekatan-pendekatan politik di forum internasional.
"Kita minta pemerintah Indonesia berkolaborasi dan melakukan pendekatan dengan Mesir agar bisa mendirikan rumah sakit Indonesia lapangan di Rafah. Sehingga, jarak antara korban di Gaza ke lokasi rumah sakit Indonesia bisa tambah dekat," kata Sarbini.