REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Harian Israel Haaretz mengulas adanya krisis baru di tengah militer Israel di tengah ketegangan usai beberapa perwira tinggi yang mengundurkan diri tanpa pengganti setelah 15 bulan berperang.
Kepala Staf Militer Herzi Halevi dan pemimpin Komando Selatan Yaron Finkelman mengumumkan pengunduran diri mereka pada Selasa (21/1/2025). Halevi mengatakan, "Saya akan membawa kegagalan ini bersama saya selama sisa hidup saya."
Al Mayadeen melaporkan, Hareetz menulis, Menteri Keamanan Israel Katz membuat Halevi sengsara sampai dia mengundurkan diri. Menurut Hareetz, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mencoba mengulangi langkah tersebut dengan kepala Shin Bet. Laporan Haaretz menyebutkan, Netanyahu berharap lebih banyak perwira akan mengajukan pengunduran diri mereka.
Haaretz juga menulis bahwa awal mereka mengundurkan diri dipicu pada pembentukan komite investigasi independen resmi untuk menyelidiki alasan di balik perang dan kegagalannya. Netanyahu dinilai sedang berupaya mencegah pembentukan komite tersebut.
Mengenai operasi "Israel" yang diluncurkan di Jenin, yang dijuluki "Operasi Tembok Besi", Haaretz melihat bahwa kemiripan nama tersebut dengan "Operasi Penjaga Tembok" dimaksudkan untuk mengelabui publik. Netanyahu dilaporkan menyajikannya sebagai hadiah untuk Bezalel Smotrich.
Pemberitaan tersebut juga mencatat bahwa ancaman sebenarnya terhadap pelaksanaan kesepakatan pertukaran tawanan-narapidana mungkin datang dari Tepi Barat. Terlebih, adanya peningkatan serangan dari pemukim Israel yang akan menyebabkan lebih banyak serangan balasan oleh pihak Palestina.