Sabtu 03 Feb 2024 12:36 WIB

Inggris Selidiki Unilever Soal Klaim Produk Ramah Lingkungan

Penyelidikan juga bermaksud mengungkap apakah klaim tersebut menyesatkan konsumen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Gedung Unilever Indonesia
Foto: unilever.co.id
Gedung Unilever Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Otoritas Inggris kini membuka penyelidikan resmi terhadap perusahaan Unilever. Investigasi tersebut bertujuan mempertanyakan klaim Unilever tentang produknya yang ramah lingkungan.

Penyelidikan juga bermaksud mengungkap apakah klaim tersebut dapat menyesatkan konsumen, yang dalam banyak kasus, mengeluarkan uang ekstra untuk produk ramah lingkungan. Laman the Cool Down, dalam laporannya pada Kamis (1/2/2024), mengungkapkan, pada Desember tahun lalu, Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris membuka penyelidikan terhadap Unilever, perusahaan induk dari banyak merek makanan, pembersih, dan perawatan diri.

Baca Juga

Penyelidikan dibuka setelah meninjau klaim lingkungan Unilever selama beberapa bulan. Sekitar waktu yang sama, perusahaan tersebut menghadapi kritik atas komitmennya untuk beroperasi secara lebih berkelanjutan, khususnya dengan penggunaan plastik.

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris mendalami praktik Unilever terkait gambar ramah lingkungan tertentu yang digunakan pada produk, instruksi daur ulang, daftar bahan baku, kemasan produk, dan banyak lagi. Seorang juru bicara Unilever mengatakan perusahaannya akan bekerja sama dalam penyelidikan tersebut.

Namun, ia membantah adanya klaim menyesatkan terkait produk ramah lingkungannya. “Unilever berkomitmen untuk membuat klaim yang bertanggung jawab mengenai manfaat produk kami pada kemasan kami dan menyatakannya secara transparan dan jelas,” kata juru bicara Unilever tersebut, dilaporkan CNN.

Mengapa investigasi ini penting?

Investigasi ini adalah salah satu dari banyak investigasi yang berfokus pada “greenwashing”, sebuah istilah untuk menggambarkan perusahaan yang menyesatkan pembeli atau membesar-besarkan produk mereka dengan klaim keberlanjutan dan ramah lingkungan. Unilever bukan satu-satunya perusahaan yang terlibat greenwashing. Pengecer besar, seperti H&M, misalnya, memenuhi toko mereka dengan produk-produk berlabel “ramah lingkungan”, tapi terbukti sebaliknya.

Regulator Inggris telah mengambil langkah penting dengan meminta pertanggungjawaban Unilever dan menantang alat pemasarannya yang menyesatkan, seperti kata-kata, frasa, dan gambar pada kemasan, pada merek-merek tertentu, guna menarik pembeli yang sadar lingkungan.

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris masih mengumpulkan informasi untuk mendapatkan bukti lebih lanjut yang akan membantu penyelidikannya. Namun Kepala Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris Sarah Cadrell mengungkapkan, sejauh ini bukti yang sudah dilihat pihaknya menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana Unilever menampilkan produk tertentu sebagai produk ramah lingkungan.

“Kami akan menelusuri klaim-klaim ini untuk melihat apakah klaim tersebut sesuai, Jika kami mendapati mereka melakukan greenwashing, kami akan mengambil tindakan untuk memastikan pembeli terlindungi,” ujarnya.

Sejak memulai penyelidikannya terhadap Unilever, Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris telah memperhatikan pemasok lain mengubah dan bahkan menghapus klaim ramah lingkungan tertentu pada produk mereka. Hal itu semakin membuka mata masyarakat terhadap isu ini.

Ada kemungkinan bahwa hasil investigasi ini dapat mengarah pada komitmen Unilever untuk merestrukturisasi operasinya, memastikan semua klaim merek dan produk akurat, transparan, dan ramah lingkungan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement