Jumat 19 Jan 2024 07:20 WIB

Ratusan Wanita Hamil di Gaza Keguguran karena Kecemasan dan Terpaksa Mengungsi

Gaza Palestina akan terus dipertahankan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Warga Palestina berjalan di sekitar reruntuhan gedung di Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berjalan di sekitar reruntuhan gedung di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan Kementerian telah mencatat ratusan kasus keguguran dan kelahiran prematur. Ini akibat dari stres, kepanikan dan pengungsian paksa akibat pemboman brutal Israel.

Al-Qudra mengatakan di depan Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan di Rafah, di Gaza selatan, bahwa kurangnya layanan kesehatan di tempat-tempat pengungsian dan sulitnya mencapai rumah sakit membuat kehidupan sekitar 60.000 wanita hamil menghadapi risiko kehamilan dan komplikasi.

Baca Juga

"Selama 24 jam terakhir, tentara Pendudukan Israel melakukan 15 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 172 orang dan melukai 326 lainnya," kata dia dilansir Middle East Monitor, Jumat (19/1/2023).

Dia menambahkan, lebih banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara ambulans dan sipil kru pertahanan tidak dapat menjangkau mereka.

Pada hari ke-104 agresi Israel, jumlah orang yang tewas akibat perang Israel di daerah kantong yang terkepung mencapai 24.620 orang dan 61.830 orang terluka, menurut sumber yang sama.

Al-Qudra menunjukkan, Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat lebih dari 8.000 kasus infeksi hepatitis A akibat kepadatan penduduk dan rendahnya tingkat kebersihan pribadi di tempat-tempat pengungsian. Sehingga diperkirakan jumlah infeksi akan berlipat ganda di seluruh Jalur Gaza yang terkepung.

Dia meminta semua pihak internasional untuk membangun mekanisme baru yang efektif yang menjamin aliran bantuan medis sesuai dengan kebutuhan yang dinyatakan.

Ia juga meminta Mesir, negara-negara Arab dan dunia bebas untuk menemukan mekanisme baru untuk memastikan keluarnya lebih dari 6.500 orang yang terluka, sebagai langkah prioritas mendesak dan untuk merawat mereka di rumah sakit.

Di sisi lain, Israel terus melancarkan serangan. Angkatan Bersenjata Israel mengatakan pasukannya membunuh 60 pejuang Palestina dalam 24 jam terakhir. Dalam pernyataannya, Kamis (18/1/2024) militer Israel mengatakan sebagian besar pejuang tewas di selatan Khan Younis.

Sementara yang lainnya tewas di utara Gaza termasuk di lokasi yang digunakan kelompok Islam Jihad. Dikutip dari Aljazirah, semalam terjadi baku tembak di Khan Younis antara pejuang Palestina dan pasukan Israel yang terus merangsek masuk ke dalam kota itu dengan bantuan serangan udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement