Kamis 07 Dec 2023 20:08 WIB

Tujuh Program Prioritas Kementerian Agama

Kementerian agama akan memperkuat inovasi pelayanan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: dok Kemenag
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) di bawah komando Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mencanangkan tujuh program prioritas yang harus dituntaskan. Program tersebut adalah penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, kemandirian pesantren, cyber islamic university, religiosity index, dan tahun kerukunan umat beragama.

Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo mengatakan, sampai akhir 2023, tujuh program tersebut berjalan baik, bahkan melebih target yang ditetapkan.

Baca Juga

"Alhamdulillah, program prioritas Kementerian Agama pada kepemimpinan Gus Men (Gus Yaqut) berjalan baik. Ini bisa kita lihat dan rasakan bersama," kata Wibowo dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (3/12/2023).

Seiring berjalannya proses reformasi birokrasi, tata kelola Kemenag semakin efektif. Manajemen pengelolaan keterbukaan informasi juga semakin baik.

"Manajemen media massa juga semakin terbuka, dan terbukti Kemenag mendapat banyak penghargaan," ujar Wibowo.

Wibowo menyampaikan, Kemenag antara lain mendapat penghargaan dari sejumlah media massa.

"Upaya Kemenag dalam transformasi digital dilakukan dengan mengintegrasikan layanan dalam satu aplikasi, yakni Pusaka Kemenag SuperApp. Ke depan, tidak ada lagi transaksi layanan tatap muka. Ini akan menghindari potensi tindakan penyelewengan," ujar Wibowo.

Program prioritas lainnya adalah Kemandirian Pesantren. Saat ini tercatat ada 2.076 pondok pesantren penerima manfaat program ini. Bahkan, sudah 126 pesantren yang berhasil mengembangkan Badan Usaha Milik Pesantren atau BUMPes.

Selain itu, 1.226 KUA sudah direvitalisasi sejak 2021-2023. Juga, ada 3.339 mahasiswa yang sudah diterima di Cyber Islamic University.

"Program mandatory lain yang penting adalah sertifikasi halal. Sebanyak 1.716.954 produk sudah terbit sertifikat halalnya di tahun ini. Ini sudah melebihi target dari 1 juta sertifikat halal di 2023," ujarnya.

Dalam penyelenggaraan ibadah haji, Kemenag tahun ini mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Menurut Wibowo, Kemenag sukses memfasilitasi keberangkatan 61.356 jamaah haji lansia. Ini adalah jamaah lansia terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

"Sukses ini juga mendapat apresiasi, termasuk dari Arab Saudi dan Iran," kata Wibowo.

Capaian lainnya adalah revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM). Tujuannya, agar masjid juga bisa dioptimalkan dalam fungsi sosial, ekonomi, dan pemberdayaan umat. Saat ini BKM sudah berdiri di 34 provinsi, total 21.537 BKM di seluruh Indonesia.

"Kita butuh kebersamaan, Indonesia dihuni oleh beragam umat, dibutuhkan kerjasama yang baik antar sesama. Masjid harus menjadi contoh bagi umat lain. Masjid bisa sebagai tempat penguatan keberagaman, terlebih di tahun politik. Masjid harus sebagai tempat ibadah, sosial, dan ekonomi," kata Wibowo.

Wibowo mengusulkan transformasi digital sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKD) pada Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK). Menurutnya itu penting, melihat perkembangan zaman yang serba digital, agar mahasiswa PTK di bawah naungan Kemenag semakin maju, bisa bersaing di tengah arus globalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement