REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Agama (Kemenag) dan Lembaga Pendidikan Tinggi Nadhlatul Ulama (LPT PBNU) menggelar Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama (PTNU). Simposium itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan PTNU dalam menghadapi tantangan digitalisasi.
“Melalui simposium ini, kampus-kampus di bawah naungan NU yang berjumlah hampir 300 perguruan tinggi dapat saling bertukar gagasan, pengalaman, dan praktik baik, serta bersama-sama mewujudkan kampus NU yang senantiasa relevan dengan kebutuhan dunia global hari ini,” ucap Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam siaran pers, Kamis (30/11/2023).
Nadiem mengatakan, berkumpulnya para pimpinan dan perwakilan sivitas akademika perguruan tinggi NU se-Indonesia dalam simposium ini merupakan momen penting untuk memperkuat upaya transformasi dunia pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Dia melihat, dunia tengah bergerak dengan cepat seiring perkembangan teknologi, pergeseran demografi, pertumbuhan ekonomi, serta perubahan dinamika sosial dan budaya.
Dia mengungkapkan, perubahan-perubahan itu menuntut seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk mampu beradaptasi. Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan demi lahirnya sumber daya manusia unggul dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Alhamdulillah, upaya kampus-kampus di Indonesia, termasuk yang berada di bawah naungan NU, untuk melahirkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi tampak semakin nyata berkat terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” terang Nadiem.
Lihat halaman berikutnya >>>