Selasa 28 Nov 2023 20:47 WIB

Pengeboman Israel Ancam Keberadaan Kekayaan Arkeologi Gaza

Gaza berada di jalur perdagangan kuno antara Mesir dan Levant.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pria Palestina memeriksa lantai mosaik era Bizantium yang ditemukan baru-baru ini oleh seorang petani Palestina di Bureij di Jalur Gaza tengah, 5 September 2022. Pria itu mengatakan bahwa dia menemukannya saat menanam pohon zaitun musim semi lalu dan diam-diam menggalinya. beberapa bulan dengan putranya. Para ahli mengatakan penemuan mosaik - yang mencakup 17 gambar hewan dan burung yang terpelihara dengan baik - adalah salah satu harta arkeologi terbesar Gaza. Mereka mengatakan itu menarik perhatian pada kebutuhan untuk melindungi barang antik Gaza, yang terancam oleh kurangnya sumber daya dan ancaman terus-menerus berperang dengan Israel.
Foto:

“Mulai sekarang, tidak ada pekerjaan arkeologi yang direncanakan di Gaza, hanya pekerjaan restorasi,” kata de Tarragon.

Kerapuhan kehidupan di Gaza yang rawan perang dan intensitas konflik terbaru membuat mustahil untuk menentukan berapa banyak situs arkeologi yang telah hancur dan tingkat kerusakan yang dialami situs-situs yang masih berdiri.

Mengenai apa yang diperlukan untuk menghidupkan kembali situs arkeologi masih menjadi pertanyaan di masa depan. Untuk saat ini, situs-situs tersebut memiliki tujuan yang sangat berbeda, yaitu berlindung dari perang.

Di antaranya adalah salah satu gereja tertua yang masih berfungsi di daerah kantong Palestina, Gereja Saint Porphyrius. Menurut pejabat Palestina, saat terjadi serangan pada malam tanggal 20 Oktober 2023 lalu, gereja tersebut dilaporkan menampung sedikitnya 500 warga Kristen dan Muslim dengan 16 orang meninggal.

Dalam sebuah pernyataan, Patriarkat Ortodoks Yerusalem menyatakan kecaman terkuatnya atas serangan udara Israel yang menghantam kompleks gerejanya di kota Gaza.“Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan," kata Patriarkat Ortodoks Yerusalem.

Sementara itu, seniman kelahiran Gaza dan tinggal di Dubai, Hazem Harb mengatakan, “Artefak sama pentingnya dengan manusia karena mereka dibuat oleh kita," ujar Harb kepada Arab News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement