REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama Muhammad Alexander Russel Webb mungkin tak asing bagi Muslim Amerika. Dialah pembuka jalan untuk Islam menyebar luas di Amerika Serikat.
Alexander Russel Webb merupakan seorang sastrawan dan cendekia cerdas yang menjadi tokoh krusial penyebaran Islam di negeri asal Paman Sam itu. Setelahnya, penyebaran Islam di wilayah tersebut menemui dinamikanya tersendiri.
Tofik Pram dalam buku Tujuh Mualaf yang Mengharumkan Islam menjelaskan, setelah kunci pintu penyebaran Islam dibuka Alexander, Islam kian 'menggejala' di Amerika Serikat. Orang-orang di Amerika Serikat berbondong-bondong ingin mengetahui Islam, sebagian di antara mereka pun menjadi mualaf.
Peristiwa 11 September 2001 yang sempat diduga akan membalikkan tren perkembangan Islam di negara-negara Barat, khususnya Amerika, ternyata justru menjadi titik tolak keinginan masyarakat Barat untuk mengetahui Islam lebih jauh lagi. Bahkan pada saat itu, Alquran sempat menjadi bacaan paling laris yang dibeli di banyak toko buku.
Sempat muncul perlambatan jumlah orang yang memeluk Islam di Amerika selama 2002. Namun, sejak 2003, situasinya justru berbalik arah. Laju pertambahan orang yang masuk Islam malah lebih cepat. Bisa jadi ini merupakan hidayah Alquran yang makin banyak dibaca di sana.
Sangat dimungkinkan mereka yang membaca dan menelaah Alquran terbuka matanya, bahwa Islam adalah rahmat alam. Islam sama sekali tak terkait dengan terorisme.
Salah kaprah pemahaman Islam di Amerika adalah akses kecenderungan media massa Barat yang paling gemar menampilkan Islam sebagai seburuk-buruknya ajaran.
Paranoia itu tak bisa membekap fakta jika agama Islam justru berkembang pesat di Amerika. Pada 2010, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memperkirakan jumlah penduduk Muslim Amerika akan melampaui jumlah kaum Yahudi di sana. Islam akan menjadi agama terbesar nomor dua di negara itu setelah Kristen.
Meski data pertumbuhan penduduk Muslim di sana masih simpang siur, namun berdasarkan berbagai sumber penduduk Muslim Amerika berada pada kisaran 5-8 juta jiwa.
Antara 1990-1995, sekitar 17.500 orang Amerika keturunan Afrika berpindah ke agama Islam setiap tahun. Berdasarkan data Islamic Center, orang Amerika yang masuk Islam meningkat terus selama tahun 2001-2007.
Islam pertama kali datang ke Amerika Utara pada 1528. Peter Manseau, dalam tulisan "The Muslims of Early America" menyebutkan, masuknya Islam ke Amerika Utara saat seorang budak asal Maroko terdampar di dekat Galveston, Texas.
Dia dan empat temannya kemudian melakukan perjalanan ke banyak tempat di Amerika sebelum mencapai Kota Meksiko.
Estevanico dari Azamor telah menjadi Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Estevanico adalah orang Barbar dari Afrika Utara yang menjelajahi Arizona dan New Mexico untuk Kerajaan Spanyol. Estevanico datang ke Amerika sebagai seorang budak penjelajah Spanyol pada abad ke-16.
Baca juga: Tujuh Kerugian Ekonomi Zionis Israel Akibat Agresinya di Jalur Gaza
Adapun Muslim pertama yang berdomisili di Amerika Utara yakni Anthony Janszoon van Salee. Ia merupakan pemilik lahan dan pedagang campuran Belanda yang menetap di New Belanda, atau yang lebih dikenal dengan New york pada abad ke-17.
Bahkan kini, perang antara Israel dengan Palestina banyak membuka mata publik nonmuslim internasional dalam memahami Islam. Dengan keteguhan masyarakat Palestina terhadap agama meski dibombardir Zionis, kalimat tayyibah justru kerap mereka ucapkan. Maka, non-Muslim mulai mencari-cari makna dari kalimat hasbunallah wa ni'mal wakil, alhamdulillah, dan sebagainya.