Senin 27 Nov 2023 14:00 WIB

Massa Pendukung Palestina di Maroko, Tuntut Kantor Israel Ditutup

Rakyat Maroko mendukung kemerdekaan Palestina.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Bendera Palestina. Ilustrasi
Foto: Reuters
Bendera Palestina. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu warga Maroko berbaris di kota barat laut Tangier dan Casablanca pada Ahad (26/11/2023) untuk mendukung warga Palestina, dengan penekanan khusus pada situasi di Gaza yang telah hancur akibat pemboman tentara Israel.

Dilansir dari laman Anadolu Agency pada Senin (27/11/2023) Para pengunjuk rasa di Tangier secara mencolok mengibarkan bendera Palestina dan Maroko, serta gambar masjid Al-Aqsa dan korban serangan Israel di Gaza. Mereka juga menuntut agar kantor komunikasi Israel di Rabat ditutup.

Baca Juga

Pawai tersebut didukung oleh sejumlah organisasi sipil, termasuk Front Maroko untuk Mendukung Palestina dan Menentang Normalisasi dan Otoritas Maroko untuk Mendukung Perjuangan Bangsa. Mereka menarik perhatian pada perlawanan yang berperan penting dalam pembebasan Tahanan wanita Palestina.

Para peserta demonstrasi meneriakkan slogan-slogan seperti 'penghormatan atas perjuangan untuk Gaza yang tangguh,' 'rakyat ingin menggulingkan normalisasi,' 'menuju ke Yerusalem, dengan jutaan martir,' dan 'rakyat menginginkan pembebasan Palestina.'

Di Casablanca, puluhan ribu warga Maroko juga melakukan demonstrasi untuk menyatakan solidaritas terhadap Gaza dan menentang normalisasi hubungan dengan Israel. Pawai diselenggarakan oleh Front Maroko untuk Mendukung Palestina dan Menentang Normalisasi. Para peserta secara mencolok menampilkan gambar Al-Aqsa dan korban perang Israel di Gaza.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan seperti 'rakyat Maroko untuk Al-Aqsa... dengan banjirnya Al-Aqsa,' 'rakyat ingin menggulingkan normalisasi,' 'rakyat menginginkan pembebasan Palestina,' 'Gaza, Gaza... simbol kebanggaan,' dan 'penduduk Al-Aqsa akan berbaris menuju kemenangan dan pembebasan.'

Pada Desember 2020, Maroko dan Israel membangun kembali hubungan diplomatik, sebuah langkah yang ditentang oleh kekuatan rakyat dan politik di kerajaan tersebut. Sementara hubungan kedua negara sebelumnya telah dibekukan dari 2000.

Sumber:

 

https://www.aa.com.tr/en/africa/thousands-gather-in-pro-palestine-morocco-rallies-to-oppose-normalization-of-ties-with-israel/3065466

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement