Ahad 19 Nov 2023 10:07 WIB

Ratusan Orang Dievakuasi dari RS Al Shifa Gaza dengan Berjalan Kaki

Beberapa staf medis tetap tinggal untuk merawat mereka yang tidak dapat dipindahkan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Bayi prematur di RS Al Shifa, Gaza.
Foto: AP Photo/Dr. Marawan Abu Saada
Bayi prematur di RS Al Shifa, Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ratusan orang dievakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza dengan berjalan kaki pada Sabtu (18/11/2023). Hal ini dilakukan setelah direktur rumah sakit mengatakan tentara Israel memerintahkan rumah sakit tersebut dikosongkan.

Dilansir dari Al Arabiya pada Ahad (19/11/2023), Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 120 orang yang terluka masih berada di fasilitas tersebut, bersama dengan sejumlah bayi prematur. Kemudian menambahkan bahwa pihaknya telah menghubungi Palang Merah mengenai bayi-bayi tersebut.

Baca Juga

Para pejabat mengatakan beberapa staf medis tetap tinggal untuk merawat mereka yang tidak dapat dipindahkan. Sementara itu, ada barisan orang sakit dan terluka, beberapa di antaranya diamputasi, pengungsi, dokter dan perawat, berjalan menuju pinggir laut. Tentara Israel membantah memerintahkan evakuasi.

“(Tentara) menyetujui permintaan direktur Rumah Sakit Shifa untuk memungkinkan tambahan warga Gaza yang berada di rumah sakit, dan ingin mengungsi, untuk melakukan hal tersebut” kata sebuah pernyataan militer.

Adapun PBB memperkirakan 2.300 pasien, staf, dan pengungsi Palestina berlindung di Al-Shifa sebelum pasukan Israel masuk pada Rabu (15/11/2023).

Sementara Israel menuduh Hamas melancarkan serangan dari tempat persembunyian di bawah kompleks kesehatan yang luas, dan pasukannya menyisir bangunan untuk mencari bukti yang mendukung klaim mereka. Hamas, gerakan yang menguasai Gaza dan memiliki sayap bersenjata, secara konsisten membantah menggunakan rumah sakit sebagai basis bagi para pejuang.

Di samping itu, pejabat kesehatan Hamas mengatakan puluhan pasien meninggal di rumah sakit karena pemadaman listrik akibat kekurangan bahan bakar akibat pertempuran sengit di Gaza utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement