REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama membentuk pusat talenta (talent pool) di tiap-tiap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk membekali mahasiswa agar menjadi sarjana yang terampil dan siap di dunia kerja.
"Pendidikan itu bukan cuma hard skill, tapi juga soft skill. Karena kemampuan yang begitu itu tidak ada di perkuliahan. Kemenag akan membuat semacam pusat pengembangan talenta (talent pool) buat mahasiswa di setiap PTKI," ujar Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kemenag, Ahmad Zainul Hamdi, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ahmad mengatakan talenta-talenta yang dimiliki mahasiswa perlu terus diberdayakan dan ditingkatkan. Meskipun mereka memiliki fokus pada dunia akademik, menurutnya, hal-hal di luar ruang kelas tidak bisa dinafikan begitu saja, khususnya dalam keterampilan.
Ia meyakini dengan pembinaan bakat itu maka akan memberi bekal kepada mahasiswa yang lebih lengkap.
Pria yang akrab disapa Inung ini menjelaskan keterampilan menjadi modal penting dalam menghadapi kehidupan, sehingga dapat menjadi pendamping dalam memperkuat kemampuan akademik mahasiswa dan lulusan.
"Dengan dasar itu, peningkatan kapasitas dalam keterampilan ini menjadi salah satu yang terus didorong oleh Kementerian Agama di bawah arahan Menteri Yaqut Cholil Qoumas," kata dia.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerja Sama Diktis Kementerian Agama Thobib al-Asyhar mengungkapkan di setiap PTKI terdapat unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang menunjang keterampilan mahasiswa.
Saat ini, kata dia, Kemenag RI tengah mengidentifikasi ulang agar ada fasilitas yang memadai dan mencukupi terhadap berbagai keterampilan yang dimiliki mahasiswa.
"Kehadiran pusat talenta di setiap PTKI akan lebih mudah dalam menjembatani bakat para mahasiswa yang beragam," kata dia.
Thobib menjelaskan mahasiswa yang terpilih akan diikutkan pada program penguatan bahasa arab dan bahasa inggris. Mereka didorong dan distimulasi untuk terlibat lebih jauh dalam program internasional dan studi lanjut di perguruan tinggi terbaik dunia.
Selain dalam bidang bahasa, pembinaan bakat juga diarahkan di bidang kepemimpinan, public speaking, pelopor politik, hingga perekat kerukunan umat beragama.
“Termasuk teknologi yang berkembangan demikian cepat, terlebih dengan adanya kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang membutuhkan sentuhan keagamaan. Mahasiswa PTKI harus mampu berhadapan dengan perubahan-perubahan yang cepat,” harapnya.
Melalui pusat pengembangan bakat dan keterampilan untuk mahasiswa itu, mahasiswa akan memiliki sertifikat pendamping ijazah yang dapat berguna untuk menunjang karir lulusan.
"Misalnya, alumnus dari jurusan keagamaan, tetapi memiliki kemampuan mengoperasikan teknologi atau public speaking tentu akan lebih kompetitif dalam dunia kerja," ujar dia.