Jumat 17 Nov 2023 07:30 WIB

Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Pendeteksi Kekasaran Permukaan Jalan

Penemuan alat pendeteksi Kekasaran permukaan jalan jadi kebanggaan mahasiswa.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erdy Nasrul
Tim mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan alat pendeteksi kekasaran permukaan jalan menggunakan sistem Image program dengan sebutan Smart Miu Meter.
Foto: Dok Humas UMM
Tim mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan alat pendeteksi kekasaran permukaan jalan menggunakan sistem Image program dengan sebutan Smart Miu Meter.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Tim mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menciptakan alat pendeteksi kekasaran permukaan jalan menggunakan sistem Image program dengan sebutan Smart Miu Meter. Tidak hanya itu, tim juga membuat aplikasi khusus yang tersambung ke alat tersebut yang diberi nama Citra Gambar (CIGAM).

Perwakilan tim, Alifia Ariana Prabaswara menjelaskan, alat tersebut dibuat mengingat kualitas jalan adalah hal penting dalam kehidupan masyarakat. Maka, perlu adanya upaya pemeliharaan permukaan jalan. 

Baca Juga

Berbeda dengan alat lainnya, Smart Miu Meter ini menggunakan metode image processing yang lebih memudahkan. “Meski banyak inovasi dari negara lain yang keren, tapi kami selalu yakin bahwa lat yang kami bawa dari Indonesia tidak kalah bagus dan berkualitas,” katanya. 

Selain itu, Alifa mengatakan, aplikasi CIGAM dapat diakses dari manapun dan siapapun secara internasional. Berkat inovasi ini, tim berhasil menyabet medali Silver dan Special Price King Abdulaziz University dalam ajang bergengsi Seoul International Invention Association Fair (SIIF) tahun 2023. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA) secara langsung di Korea Selatan pada 31 Oktober hingga 4 November 2023.

Saat pameran berlangsung, kata dia, timnya mendapat perhatian dari pemerintah Bangladesh. Mereka mendapatkan tawaran dari pemerintah Bangladesh untuk bekerja sama dalam pembangunan jalan di Bangladesh. 

Memperbaiki jalanan di negara mereka merupakan salah satu tujuan kerja sama timnya. Apalagi melihat kualitas jalanan di negara tersebut masih belum maksimal dan banyak daerah terpencil kurang dilirik sehingga banyak jalanan yang rusak. Untuk saat ini, pihaknya masih dalam proses diskusi dan persetujuan.

Di sisi lain, pada saat kompetisi berlangsung, Alifa sempat pesimis karena pengunjung booth mereka lebih sedikit ketimbang lainnya. Namun ternyata mereka malah mampu mendapatkan penghargaan internasional. 

Mahasiswi asal Lamongan tersebut juga mengatakan, inovasi alat yang dibuatnya belum sepenuhnya sempurna karena masih memakai kabel USB. Sebab itu, inovasinya terlihat seperti kurang rapi. Maka, ia dan tim terus berupaya mengembangkan alatnya menjadi benar-benar wireless.

Ia juga berterima kasih pada UMM yang senantiasa mendukung dari berbagai aspek. Bahkan ia mendapatkan beasiswa selama berkuliah di Kampus Putih. Dia menilai, UMM selalu memberikan wadah dan dukungan bagi mereka yang ingin mengembangkan potensi dan bakat. 

Menurut dia, hal ini harus dimanfaatkan mahasiswa agar bisa mencapai potensi terbaiknya. "Fasilitas dan kesempatan terbuka lebar, maka kita sebagai mahasiswa perlu memanfaatkannya sebaik mungkin,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement