Selasa 14 Nov 2023 07:58 WIB

Ucapan Dzikir yang Mengawali Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Dzikir menjadi awal permulaan ikhtiyar Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
 Rumah Sakit Indonesia di Gaza rusak akibat terkena bom di wilayah Gaza dan sekitarnya.
Foto:

Kepada Jose Rizal, Fadilah menyampaikan ‘proposal’ menteri kesehatan Palestina. Mendengar hal tersebut, Jose Rizal langsung berucap “Alhamdulillah.” Dzikir dan ungkapan yang menguatkan rasa syukur itu terucap begitu saja dari Jose. Dia sama sekali tidak merasakan itu sebagai tantangan atau kesulitan. Baginya, tawaran membangun rumah sakit tersebut merupakan berkah dari Allah.

Jose pun membuat rencana dan menggerakkan timnya untuk membangun impian dan cita-cita masyarakat Palestina dan Indonesia tersebut.

Namun, saat itu Jose berkomitmen bahwa dana yang digunakan untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza harus murni dari rakyat Indonesia. Oleh karena itu penggalang dana pun dilakukan. Banyak masyarakat Indonesia antusias berdonasi untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.  

Seiring waktu, Farid Thalib ditunjuk sebagai perancang desain pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Ia pun merancang bangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dengan begitu indah. Tetapi tim pembangunan menemukan persoalan ketika akan mencari pekerja bangunan yang siap tidak dibayar untuk mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina.

Singkat cerita, Jose Rizal bertemu dengan pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah, Yaksaullah. Jose pun mengutarakan bahwa ia memerlukan banyak pekerja bangunan yang siapa tidak dibayar dan berangkat ke Palestina untuk mendirikan Rumah Sakit di Gaza. Tak disangka, banyak orang yang mengajukan diri untuk menjadi pekerja bangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Tetapi orang-orang yang mendaftar itu tidak memiliki keahlian sebagai pekerja bangunan. Bahkan, di antara mereka adalah berprofesi sebagai pengajar. Alhasil, mereka pun mendapat pelatihan terlebih dulu sebelum diberangkatkan. 

Ternyata mujahid itu banyak, yang berani jihad fisabilillah membantu membangun rumah sakit di Gaza. Ada guru, ada dosen, ada sarjana-sarjana semua, dan daftar. Mereka bukan tukang batu, maka mereka dilatih jadi tukang batu dulu di sini, baru diberangkatkan ke sana membangun rumah sakit Indonesia di Gaza. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement