REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II pada Senin (6/11/2023) memperingatkan Israel untuk tidak memperluas perangnya di Gaza. Pasukan negara Zionis itu mengintensifkan serangan mereka di daerah kantong Palestina tersebut.
Raja menyampaikan komentar tersebut di ibu kota Belgia, Brussels, selama pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, menurut pihak Kerajaan Yordania.
Raja Abdullah mengatakan semua orang menanggung akibatnya karena tidak ada solusi politik terhadap konflik Palestina-Israel. Dia juga menyerukan upaya untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza dan melindungi warga sipil.
Sang raja juga menyoroti isu penyerangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Ia memperingatkan tindakan semacam itu dapat memicu situasi di sana.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang diluncurkan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober. Sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan gugurdalam serangan bom Israel di Jalur Gaza.
Sedikitnya 159 warga Palestina juga tewas dan 2.250 lainnya luka-luka akibat serangan pasukan Israel di Tepi Barat pada periode yang sama. Sementara, jumlah korban tewas di Israel hampir 1.600, menurut angka resmi.