Jumat 27 Oct 2023 17:15 WIB

Tak Ingin Berakhir di Kuburan Masal, Keluarga Gaza Gunakan Gelang Tanda Pengenal

Gaza Palestina akan terus dipertahankan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Warga Palestina mengevakuasi korban selamat pascaserangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Kamis, (26/10/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina mengevakuasi korban selamat pascaserangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Kamis, (26/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sebanyak 6.546, termasuk 2.704 anak-anak, menjadi korban tewas di Gaza. Sementara korban meninggal dunia di wilayah Tepi Barat ada 103, termasuk 30 anak-anak dan 1 perempuan.

Mengingat banyaknya jumlah jenazah, warga Palestina di Gaza menguburkan jenazah tak dikenal di kuburan massal, dengan nomor dan bukan nama. Kini, beberapa keluarga menggunakan gelang identitas, dengan harapan dapat menemukan orang yang mereka cintai jika mereka terbunuh.

Baca Juga

Keluarga El-Daba termasuk salah satu yang berusaha mengurangi risiko terkena serangan Israel, selama pengeboman terberat yang pernah terjadi di Gaza. Ali El-Daba, pria berusia 40 tahun ini menyebut, ia telah melihat banyak mayat yang terkoyak akibat bom dan tidak dapat dikenali.

Dilansir di Arab News, Kamis (26/10/2023), ia pun sampai pada keputusan untuk memecah belah keluarganya. Sebisa mungkin ia mencegah mereka semua meninggal dalam satu serangan.

Dia mengatakan istrinya Lina, 42 tahun, menjaga dua putra dan dua putri mereka di Kota Gaza di utara. Sementara itu, dia dan ketiga anaknya yang lain pindah ke Khan Younis di selatan.

El-Daba lantas mengatakan dia telah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk. Dia telah membeli gelang tali biru untuk anggota keluarganya dan mengikatnya di kedua pergelangan tangan.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement