Kamis 26 Oct 2023 13:20 WIB

Tak Ingin Dimakamkan di Kuburan Massal, Keluarga Gaza Pakai Gelang Identitas

Militer Israel mengatakan kepada orang-orang untuk meninggalkan utara Jalur Gaza.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah

Pemakaman massal

Pemakaman massal telah disahkan oleh ulama Muslim setempat. Sebelum penguburan, petugas medis menyimpan gambar dan sampel darah jenazah dan memberi mereka nomor.

Militer Israel mengatakan kepada orang-orang untuk meninggalkan utara Jalur Gaza, salah satu tempat berpenduduk paling padat di dunia, dan menuju ke selatan karena lebih aman. Tetapi serangan udara telah menghantam daerah kantong yang dikuasai Hamas.

"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) telah mendorong penduduk Jalur Gaza utara untuk bergerak ke selatan dan tidak tinggal di sekitar target teror Hamas di dalam Kota Gaza. Tapi, pada akhirnya, Hamas telah mengakar di antara penduduk sipil di seluruh Jalur Gaza. Jadi di mana pun target Hamas muncul, IDF akan menyerangnya," kata juru bicara militer Israel.

Militer Israel mengintensifkan pengeboman di Gaza selatan semalam setelah salah satu hari paling mematikan bagi orang Palestina sejak 7 Oktober. Para pemimpin dunia menyerukan penghentian pertempuran untuk memungkinkan bantuan masuk ke kantong yang terkepung, yang kehabisan air, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Sebanyak 756 orang Palestina, termasuk 344 anak-anak gugur dalam 24 jam terakhir, kata kementerian kesehatan Gaza hari ini. Setidaknya 6.546 orang Palestina telah terbunuh oleh pengeboman Israel sejak 7 Oktober 2023, termasuk 2.704 anak-anak.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement