REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kemarau panjang masih dirasakan sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir barat Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dampak dari kemarau panjang, banyak sawah yang kering sehingga sulit untuk ditanami padi. Hal ini membuat penghasilan para petani berkurang drastis. Tak sedikit dari para petani yang sementara waktu beralih profesi menjadi tengan buruh kasar di kota, untuk mencari penghasilan guna mengidupi keluarga.
Selain petani yang tak lagi bisa menggarap lahan sawahnya, hal yang dirasakan masyarakat dari kemaru panjang tahun ini adalah mulai berkurangnya debit air tanah yang sebelumnya mereka jadikan sebagai sumber dari sumur-sumur yang ada di rumah. Kini kondisinya tidak lagi mampu memompa air tanah untuk keluar. Sehingga, banyak dari mereka yang kesulitan mengakses air bersih yang biasanya meraka gunakan untuk keperluan sehari-hari, terutama untuk kebutuhan konsumsi. Bagi masyarakat yang tinggal tak jauh dari bibir pantai air sumur yang mereka miliki masih ada cadangan airnya akan tetapi memiliki rasa yang sangat payau, sehingga tak layak untuk dikonsumsi.
Jika masyarakat ingin mendapatkan air untuk keperluan konsumsi, tak sedikit dari mereka harus menempuh perjalanan jauh ke sumur-sumur galian yang lokasinya ada di pematang sawah atupun ladang. Namun bagi meraka yang memiliki kelebihan materi biasanya akan membeli air dari depot pengisian air kemasan isi ulang. Dari masalah yang timbul banyak dari mereka yang mengharapkan adanya suplai air bersih yang mereka terima secara cuma-cuma, guna memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Pada tahap awal lalu, tepatnya di akhir September 2023, tim BWA melalui program Sedekah Kemanusiaan hadir membantu masyarakat khusnya di wilayah pesisir barat Kabupaten Pandeglang untuk mensuplai air bersih yang dibawa dengan truk tangka air berkapasitas 6.000 liter. Wilayah yang dapat dijangkau Ketika itu baru di empat kampung yang ada di tiga kecamatan meliputi Kecamatan Patia, Cikeusik, dan Panimbang.
Dari hasil penyaluran bantuan air bersih di tahap awal tim mendapati masih cukup banyak wilayah di sekitar pesisir barat Pandeglang yang masih membutuhkan bantuan air bersih. “Pada Akhir Oktober 2023 tim BWA kembali meralisasikan program penyaluran bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan,” kata Koordinator Program Sedekah Kemanusiaan, Novi Wahyudi dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/10/2023).
Tahap dua kali ini tim menyalurkan bantuan air bersih di delapan kampung yang ada di lima kecamatan, meliputi keacamatan Pagelaran, Sukaresmi, Sobang, Picung, dan Patia. “Seperti penyaluran di tahap pertama yang sebelumnya, kami juga mendatangkan truk tangka air berkapasitas 6.000 liter dan bak penampung sementara yang terbuat dari terpal berukuran 6mx4m. Kami memilih menggunakan bak sementara agar proses pemindahan air dari truk tangki lebih cepat dan masyarakat dapat dengan mudah mengisi air di setiap wadah yang mereka bawa,” ujarnya.
Novi menambahkan, “Alhamdulillah, aksi yang dilakukan BWA disambut baik oleh warga, banyak dari mereka yang senang atas bantuan air bersih yang mereka dapati, tak lupa mereka juga menitipkan doa kepada tim dan donatur yang terlibat dalam kegiatan yang baik ini.”
Salah satu warga di desa Kubangkampil mewakili warganya menyapaikan rasa syukur atas apa yang saat ini ia rasakan.
“Saat ini warga kami sangat membutuhkan air bersih karena beberapa bulan dan hampir ingin satu tahun kami mengalami kemarau panjang. Kami sangat mengapresiasi dari tim BWA yang sudah menyalurkan air ke kampung kami, mudah-mudahan hal serupa bisa kembali dilakukan di kampung-kampung lain yang ada di desa Kubangkampil ini,” ujar Nurlina Wati, warga Desa Kubangkampil tepatnya, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang
Hal senada juga disampaikan salah satu warga yang berbeda kecamatan dari lokasi sebelumnya. Ia sangat senang atas kedatangan tim BWA dengan membawa truk tangki air bersih yang nanti akan disalurkan kepada warga.
“Masyarakat di kampung Buraluk sebelum mendapatkan bantuan air bersih, Masyarakat mengambial air di Sungai-sungai yang airnya keruh karena kemarau panjang. Alhamdulillah setelah datangnya air bersih dari BWA, masyarakat disini sangat senang dan merasa terpenuhi kebutuhan air bersihnya,” ucap Juni Jaharudin, warga kampung Baraluk, Desa Cimoyan, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang.
Sebagian wilayah Kabupaten Pandeglang sudah ada yang terguyur air hujan, terutama di kota Pandeglang. Namun, hujan yang sama belum sampai mengguyur di wilayah pesisir barat Pandeglang atau Pandeglang selatan, sekalipun hujan intensitasnya tidak lama dan belum mampu untuk menaikan debit air tanah.
“Info yang kami terima dari pemerintah kabupaten Pandeglang melalui SK NOMOR 300.2.3/Kep.313-Huk/2023 yang diterbitkan Bupati Pandeglang tentang status Siaga Darurat Bencana Alam Kekeringan yang dimulai sejak 19-23 Oktober 2023. Dampak dari fenomena El Nino yang membuat musim kemarau lebih panjang, berdampak pula pada beberapa wilayah di Kabupaten Pandeglang yang mengalami kekeringan ekstrim,” papar Novi.
“Dari sini kami kembali mengajak kepada para donatur agar bersama-sama turut membatu saudara-saudara kita yang hingga kini masih kesulitan mengakses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui program Sedekah Kemanusiaan BWA, sahabat bisa menyalurkan sedekah terbaiknya. Semoga niat baik dan usaha kita Allah ganti dengan pahala berlipat ganda, dan keberkahan selalu menghampiri kita, Aamiin,” ujarnya menambahkan.