"Kami, sebagai Muslim, warga Palestina dan Amerika, kami percaya setiap kehidupan manusia berharga dan suci serta harus dilindungi,” ucap dia.
Direktur urusan pemerintahan nasional dan advokasi di Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC) Chris Habiby mengatakan AS harus segera menyerukan deeskalasi untuk menghentikan kekerasan. "Sebaliknya, para pemimpin terpilih kita justru mengabadikan kebohongan Israel, menyerukan perang agama dan secara terbuka menganjurkan penghancuran tempat terpadat kedua di planet bumi ini," ucap Habiby.
Beberapa politikus AS menyerukan kekerasan yang tidak terkendali terhadap Gaza. Senator Partai Republik Lindsey Graham mengatakan kepada Fox News awal pekan ini, jika pihaknya sedang berada dalam perang agama di sini.
"Saya bersama Israel. Lakukan apa pun yang harus Anda lakukan untuk membela diri. Ratakan tempatnya," ujar Graham.
Habiby mengatakan retorika seperti itu telah menimbulkan “budaya ketakutan” di komunitas Arab-Amerika. Dia pun mencontohkan insiden penyerangan terhadap demonstran solidaritas Palestina di seluruh negeri.
"Di Kota New York, mereka mengibarkan bendera organisasi teroris Yahudi,” kata dia, mengacu pada Liga Pertahanan Yahudi. Ini merupakan kelompok ultranasionalis, yang dicurigai melakukan serangan kekerasan terhadap orang Arab dan warga Amerika Palestina.
Tidak hanya itu, Habiby menyebut saat ini dibutuhkan para pemimpin terpilih yang dapat berdiri dan mengingat kemanusiaan masyarakat, kemanusiaan rakyat Palestina. Saat ini bukan urusan sepihak yang diperlukan, tetapi berbuat lebih baik.
Direktur advokasi Muslim Amerika untuk Palestina, Ayah Ziyadeh, juga menuduh politisi AS menjelek-jelekkan warga Palestina untuk memberikan perlindungan kepada Israel, agar melakukan “kejahatan yang mengerikan”.
“Akar penyebab kekerasan ini jelas. Hal ini disebabkan oleh pendudukan militer Israel dan apartheid serta keterlibatan AS selama beberapa dekade,” ujar dia.