REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Saat ini, ramai berbagai kota di Indonesia membuat patung-patung sosok pahlawan atau apapun orangnya dengan biaya yang ratusan juta rupiah, padahal kemafaatannya tidak ada sama sekali untuk rakyat.
“Membuat patung yang biayanya cukup banyak adalah perbuatan mubazir, dan kegiatan mubazir itu adalah pekerjaan setan,” kata Sekretaris Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Lampung Imam Asyrofi Alfarisie di Bandar Lampung, Jumat (22/9/2023).
Menurut dia, kegiatan proyek pembuatan patung yang sedang atau telah direncanakan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota sebaiknya ditinjau kembali. Apalagi pembuatan patung-patung tersebut menggunakan uang rakyat yang dananya sangat tinggi atau mahal.
“Menurut hemat saya perlu ditinjau kembali rencana pembuatan patung dengan biaya yang tinggi. Lebih bermanfaat dananya dialihkan untuk sarana pendidikan, jalan, dan jembatan,” kata Imam, seorang dai di Lampung.
Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW terkait dengan masalah patung-patung yang sekarang sebagian banyak digemari orang. Nabi SAW sangat mengkhawatrikan patung, jangan sampai (kita umat Islam) membuat patung, karena itu bagian dari tradisi menyembah berhala.
Menurut dia, patung-patung yang ada saat ini dan bertebaran di jalan-jalan dan tempat-tempat publik sebagai berhala-berhala abad moderen. Banyak umat yang tidak sadar pembuatan patung seseorang dapat menjerumuskan pengkultusan terhadap orang, yang dilarang dalam agama Islam.
“Kesimpulannya setop rencana pembuatan patung, apapun namanya, dan apapun alasannya. Akan lebih bermanfaat untuk biaya pendidikan, kesehatan, sosial, dan infrastruktur jalan dan jembatan,” kata Imam, yang juga abdi pendidikan di Lampung.
Hal sama diungkapkan Anggota DPRD Banyuasin Muhammad Nasir. Menurut dia, proyek pembuatan patung yang menggunakan dana APBD dengan jumlah ratusan juta rupiah tidak ada manfaatnya untuk rakyat. Proyek tersebut, kata dia, tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Dia mencontohkan, proyek pembuatan Patung Bung Karno di Kabupaten Banyuasin, yang sekarang lagi viral di media sosial dan media pers, menggunakan uang rakyat Rp 500 juta. Padahal, ujar dia, saat ini Pemkab Banyuasin sedang krisis keuangan untuk pembangunan yang merambah ke desa-desa.
Dia mengatakan, pembuatan patung Bung Karno sama sekali tidak berdampak positif pada kesejahteraan rakyat, dibandingkan anggarannya untuk membangun jalan dan jembatan yang rusak sekarang ini, juga menambah biaya pembangunan di desa-desa yang sekarang hanya mengandalkan dari dana desa.
“Peruntukkannya (buat Patung Bung Karno) tidak tepat. Seharusnya perbaiki Jembatan Makarti Jaya yang sekarang rusak berat,” kata M Nasir, anggota Komisi IV DPRD Banyuasin, Jumat (22/9/2023).