REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir besar melanda wilayah Derna, Libya Timur pada pekan lalu. Hal ini dianggap sebagai salah satu bencana terburuk di Abad ke 21.
Berdasarkan laporan terbaru, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan revisi jumlah korban tewas akibat banjir tersebut. Semula disebutkan jumlah korban tewas 11.300 orang, kini menjadi hanya 3.958 orang.
Untuk membantu dan meringankan beban korban, Rumah Zakat berencana memberikan bantuan. GM Rumah Zakat Action, Nur Efendi, mengebut pihaknya terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak.
"Terkait Libya, Rumah Zakat saat ini intens komunikasi dengan pemerintahan. Ini berkaitan dengan rencana pemerintahan RI untuk pengiriman bantuan kemanusiaan dengan mengajak kolaborasi NGO di Indonesia," ujar dia dalam pesan yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/9/2023).
Selain itu, pihak Rumah Zakat juga berupaya bangun komunikasi dengan Mitra Luar Negeri, yang sudah berada di lokasi kejadian saat ini. Sambil menunggu keputusan pemerintah RI, Efendi menyebut saat ini pihaknya terus merencanakan untuk penyaluran bantuan darurat awal, melalui mitra luar negeri Rumah Zakat.
"Bantuan awal lebih kepada bantuan pangan dan air minum, serta bantuan kebutuhan penyintas seperti alas tidur dan selimut," lanjut dia.
Saat ini proses penggalangan bantuan dari masyarakat untuk Libya terus berjalan. Namun, ia belum mendapatkan data terbaru berapa dana yang sudah dikumpulkan.
Menurut laporan yang ada, banjir di Libya ini disebabkan oleh Badai Daniel. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Maghreb, wilayah Utara Afrika yang juga bagian dunia Arab, atau bahkan secara global di abad ke-21.
Hujan deras melanda beberapa wilayah, terutama Kota Derna, Benghazi, Al-Bayda, Al-Marj, dan Soussa. Sehingga bencana ini dinilai lebih buruk dari banjir di Aljazair.
Banjir mematikan Bab El Oued terjadi di ibu kota Aljazair, Aljir, menewaskan sekitar 800 orang pada tahun 2001. Bencana alam ini melanda sebuah kota yang diperkirakan berpenduduk sekitar 4 juta jiwa.
Pada tahun 2013, negara bagian Uttarakhand di utara India dilanda banjir yang menewaskan 5.700 orang. Populasi Uttarakhand saat itu berada di atas 10 juta orang, 50 kali lipat dari populasi Derna.
Selain itu, tercatat pula bencana banjir di Pakistan pada tahun 2022 menewaskan 1.128 orang. Hal ini menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan ekonomi negara tersebut.