Selasa 19 Sep 2023 08:44 WIB

Ini Beberapa Situs Kuno di Jericho dan Palestina

Situs kuno menjadi kekayaan dunia sehingga harus dilestarikan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Pengunjung menjelajahi situs mosaik abad ke-7 seluas 827 meter persegi (8900 kaki persegi) yang dibuka untuk umum, di situs arkeologi Islam Istana Hisham, utara kota Jericho, Tepi Barat, Kamis, 28 Oktober 2021
Foto: AP/Nasser Nasser
Pengunjung menjelajahi situs mosaik abad ke-7 seluas 827 meter persegi (8900 kaki persegi) yang dibuka untuk umum, di situs arkeologi Islam Istana Hisham, utara kota Jericho, Tepi Barat, Kamis, 28 Oktober 2021

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Komite Warisan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memutuskan untuk memasukkan reruntuhan prasejarah di dekat kota kuno Jericho di Tepi Barat yang diduduki sebagai Situs Warisan Dunia di Palestina.

Keputusan yang mendapat kecaman dari Israel itu diambil pada pertemuan Komite Warisan Dunia PBB di Riyadh, Arab Saudi pada Ahad (17/9/2023), di bawah naungan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO.

Baca Juga

Daftar tersebut mengacu pada situs arkeologi Tell es-Sultan di dekatnya, yang berisi reruntuhan prasejarah yang berasal dari milenium ke-9 Sebelum Masehi (SM) dan berada di luar kota kuno itu sendiri.

"Pemukiman permanen telah muncul di sini pada milenium ke-9 hingga ke-8 SM karena tanah oasis yang subur dan akses yang mudah terhadap air," kata UNESCO di laman resminya, dikutip dari Aljazeera, Senin (18/9/2023).

Tell es-Sultan atau Bukit Sultan, adalah sebuah gundukan berbentuk oval, berisi bukti salah satu desa pertama yang diketahui umat manusia dan kota penting Zaman Perunggu yang berasal dari 2.600 SM. Jaraknya sekitar 2 km (1,2 mil) dari sisa-sisa kota pertama Jericho, yang berisi reruntuhan penting bagi sejarah Yahudi, termasuk sinagoga yang berasal dari abad pertama SM.

Jericho adalah salah satu kota tertua yang masih dihuni di dunia, dan merupakan bagian dari Tepi Barat yang diduduki Israel dan dikelola oleh Otoritas Palestina yang diakui secara internasional.

Namun keputusan tersebut dikritik Kementerian luar negeri Israel, yang mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai taktik sinis. Kementerian Luar Negeri menganggap keputusan hari ini sebagai tanda lain dari sikap sinis Palestina terhadap UNESCO dan politisasi organisasi tersebut.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement