Selasa 12 Sep 2023 05:49 WIB

Yahudi dan Muslim Berbaur di Maroko, Ini Sejarah dan Faktor Penyebabnya

Yahudi berbaur dengan warga lokal di Maroko

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Yahudi. Yahudi berbaur dengan warga lokal di Maroko
Foto:

Kisah tempat suci Sidi Yahya bin Younes di Oujda merupakan kisah yang aneh karena digambarkan sebagai penjaga para pengikut tiga agama. Menurut peneliti sosiologi Ali Chaabani, mengunjungi tempat suci adalah bagian dari budaya populer di Maroko, yang tersebar luas di masa lalu dan masih berlanjut hingga saat ini.

Ada lebih dari 7.000 tempat suci dan tempat suci di Maroko, menurut sensus resmi terbaru dari Kementerian Wakaf dan Urusan Islam, dan Maroko dikenal sebagai negara dengan 100 ribu orang suci, karena hampir tidak ada kota atau desa yang tidak memiliki tempat suci.

"Meskipun mereka tidak mengetahui sejarah para wali di Maroko, realitas mereka, atau afiliasi keagamaan mereka, ketersediaan apa yang disebut berkah dan kehormatan membuat mereka menikmati pengudusan, rasa hormat, dan penghormatan, suatu rasa hormat yang diturunkan dari generasi ke generasi," tutur Ali Chaabani.

Dia menambahkan, afiliasi wali dengan suku atau etnis tertentu membuatnya dihormati semua orang. Dia adalah milik suku tersebut, baik dia Yahudi atau Muslim, dan keberkahannya akan terlimpah untuk semua orang. Oleh karena itu, umat Islam di Maroko tidak merasa keberatan untuk memohon berkah dari seorang wali Yahudi. Begitu pun sebaliknya. Itu karena mereka percaya, jika ziarahnya tidak membawa manfaat, maka tidak akan pula merugikannya.

photo
Tuduhan keturunan Yahudi oleh Rusia - (Tim infografis Republika)

Peneliti pemikiran Islam, Idris Al-Kanbouri, berpendapat bahwa partisipasi umat Islam dan Yahudi di Maroko dalam menyucikan orang-orang suci atau wali yang sama di Maroko merupakan bagian dari religiusitas populer yang menginternalisasi kepercayaan pagan yang tidak disadari.

"Yang dalam keadaan tertentu, baik politik atau sosial, pantas untuk disebarluaskan," katanya.

Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya                                                                                                             

Dia berpandangan, ritual pagan biasanya mendapat penjelasan atau pembenaran dalam kehidupan pribadi warga atau dalam bencana atau tragedi pribadi atau publik. Misalnya, mungkin tersebar di kalangan masyarakat bahwa seorang wali dapat mengobati ketidaksuburan, melalui pengalaman yang terjadi secara kebetulan di antara mereka, terlepas dari agamanya.

Itulah yang kemudian terjadi di tempat-tempat suci yang disucikan oleh orang Yahudi. Namun umat Islam mulai menerimanya karena mereka percaya akan kemampuannya untuk mengobati beberapa penyakit.

Aspek sosial dan politik lain dari fenomena tersebut, yang diwakili oleh kehidupan berdampingan antara Yahudi dan Muslim yang terjadi sepanjang sejarah Maroko. Hingga pada titik kepercayaan dari kaum Muslimin kepada orang-orang suci Yahudi, atau sebaliknya yakni dari Yahudi kepada para wali Muslim.

 

Sumber: arabicpost

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement