Ahad 10 Sep 2023 14:24 WIB

Bersyahadat tanpa Paksaan, Mualaf Julianne Froyseth: Islam Agama yang Rasional

Julianne Froyseth masuk Islam setelah lama belajar agama ini

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
 Julianne Froyseth. Mualaf Julianne Froyseth masuk Islam setelah lama belajar agama ini
Foto:

Tepat pada 8 September 2018, Froyseth memeluk Islam di Swedia. Dan satu bulan kemudian dia mengenakan jilbab sebagai salah satu kewajiban seorang muslimah.

Satu tahun kemudian, Froyseth pun menikah dengan pria yang berasal dari Malaysia. Ujian pun tiba, dia diharuskan  tinggal berjauhan dengan sang suami karena pandemi Covid-19.

Froyseth yang berprofesi sebagai konten kreator bersama sang suami pun berpisah setahun lamanya. Aturan di Norwegia cukup sulit untuk mengurus warga negara asing menetap sementara meski telah menikah dengan warga negaranya. 

Sehingga di tahun pertamanya menjalankan puasa Ramadhan pun seorang diri. Berpuasa memiliki kesulitannya sendiri karena di Norwegia dia harus berpuasa selama 18 hingga 20 jam.

Demikian juga ketika belajar shalat. Di dua tahun pertama menjadi seorang muslim, dia belum berani untuk shalat di masjid. 

Selain itu, masjid yang ada di kota tempat tinggalnya berada cukup jauh dengan rumahnya. Sehingga akan menghabiskan banyak waktu jika ingin menjalankan shalat lima waktu untuk shalat.

"Saya juga tidak merasa percaya diri untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid," tutur dia.

Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Diakui oleh Froyseth, komunitas muslim di Norwegia sangat minim. Sehingga untuk mempelajari Islam dan mempraktikkannya pun dia seorang diri. "Saya merasa kesepian, karena sulit menemukan komunitas Muslim di negara ini,"ujar dia.

Apalagi media di negaranya terlalu membesar-besarkan isu Islamofobia. Padahal faktanya kehidupan Muslim di negara itu tidak masalah.

Hanya saja sebagai negara minoritas Muslim tentu perayaan Muslim sangat minim. Mereka lebih banyak merayakan budaya non Muslim.

Berbeda dengan Oslo misalnya, negara yang pernah dikunjunginya. Disana banyak Muslim, sehingga suasana akhir tahun tidaklah terlalu berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya.

 

Sumber: youtube   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement