Jumat 08 Sep 2023 21:00 WIB

Masjid Ukhuwah Islamiyah Bekali Mahasiswa UI Nilai Moderasi Beragama

Masjid Ukhuwah Islamiyah UI menjadi sentra dakwah kearifan Islam.

Suasana ibadah di Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Suasana ibadah di Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (UI) aktif menyelenggarakan beragam kegiatan dan menyebarkan ajaran Islam rahmatanlilalamin dengan membekali kuliah perdana mahasiswa UI tentang nilai moderasi agama.

Ketua Pelaksana Masjid Ukhuwah Islamiyah KH Achmad Solechan mengatakan, kuliah perdana tersebut bagian dari upaya menjaga persatuan, menumbuhkan sikap toleransi, serta saling menghargai dan menghormati antarumat beragama.

Baca Juga

Mahasiswa baru sebagai anak yang baru menginjak dewasa dan masih dalam pencarian jati diri yang kadang dijadikan sasaran utama oleh para kaum ekstrimis dalam menyebarkan paham-paham radikal yang mengarah pada tindakan-tindakan intoleransi dan terorisme.

"Tujuannya mengubah sistem negara, hal inilah yang perlu kita waspadai bersama," ujarnya di kampus UI, Depok, Kamis (8/9/2023).

Direktur Cegah Densus 88 AT Polri Brigjen Pol Ami Prindani, SIK, MSi, memberikan definisi dan ciri kaum radikal, yaitu sebagai orang yang tidak menoleransi perbedaan dan melakukan kekerasan atas nama agama. Menurut dia, salah satu ciri dari kaum radikal adalah sifatnya yang eksklusif dan intoleran terhadap pandangan yang berbeda.

"Perlu diwaspadai, bahwa dari 270 juta penduduk Indonesia terdapat 10 persen potensi terpapar oleh paham radikal. Sebagian besar menyebarkan pahamnya melalui media sosial," katanya.

Dosen senior MPK Agama Islam UI, Dr KH Zakky Mubarak, MA, mengatakan bahwa saat ini menghadapi pemecahan pemikiran dalam Islam, yaitu Islam literal dan Islam liberal.

Menurut dia, Islam literal adalah kelompok Islam yang memahami ajaran agama secara kaku dan cenderung radikal. Kelompok ini memiliki pemahaman yang sempit dalam memahami permasalahan agama dan memandang agama lainnya.

Ia menambahkan, kelompok Islam liberal adalah kelompok yang memahami agama secara bebas dan menekankan kebebasan pribadi dalam beragama serta menjalankan syariat agama.

"Sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita harus berpegang teguh kepada Alquran dan As Sunnah. Dengan tidak berpikiran sempit layaknya kaum literal dan berpikiran bebas serta cenderung memudah-mudahkan agama layaknya kaum liberal," katanya.

Sementara itu, Direktur Jaringan Moderat Islam Islah Bahrawi mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya membaca satu buku, apalagi hanya menganggap buku itu adalah satu-satunya yang paling benar.

Ia mengajak untuk membaca banyak buku agar memiliki pengetahuan yang luas dan memperoleh sudut pandang yang berbeda serta perspektif yang lebih luas.

"Sebagai pemuda-pemudi bangsa, kita tidak boleh tertipu oleh aktivitas politik yang mengatasnamakan agama. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana agama digunakan dalam konteks politik," katanya.

Sebab pada saat ini banyak ulama yang menjadikan agama sebagai upaya politik untuk mendapatkan kekuasaan seperti yang terjadi di Suriah.

Islah juga mengajak para mahasiswa untuk berkomitmen menjaga bangsa indonesia, yakni selalu mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupannya.

"Saling menghormati dan saling menghargai setiap perbedaan yang ada," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement