Ahad 27 Aug 2023 09:20 WIB

Memasuki Tahun Politik, Apa yang Harus Dilakukan Masjid?

Masjid harus memiliki agenda strategis yang memakmurkan jamaahnya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Pengunjung melihat sejumlah produk UMKM unggulan Jawa Barat pada acara Mumtaz Fest di pelataran Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/8/2023). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar Muharram UKM Terbaik Zillenial Festival (Mumtaz Fest) yang bertujuan untuk mempromosikan dan memasarkan produk UMKM, UKM zillenial, serta produk peserta OPOP (One Pesantren One Product) terbaik unggulan dari 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat.
Foto:

Ia menyampaikan harapannya agar tiga isu bisa diperbincangkan, sekaligus menjadi bahan Rakernas yang akan dilaksanakan di awal September mendatang.

Adapun agenda pra-Rakernas diawali dengan gelar wicara (talkshow) tentang optimalisasi peran BKM bagi umat. Hadir sebagai salah satu narasumber adalah Staf Ahli Menteri Agama (Menag) Prof Abu Rohmad.

Dalam kesempatan itu, ia menggarisbawahi bahwa Badan BKM sudah saatnya memikirkan umat, tidak lagi hanya memikirkan bangunan fisik. Karenanya, diperlukan upaya perbaikan manajemen tata kelola.

Menurut Prof Abu, ke depannya masjid harus dapat menyejahterakan umat, yang selama ini tampak relatif sibuk dengan dirinya sendiri. Dana amal yang terhimpun umumnya lebih lebih dimanfaatkan untuk pembangunan fisik.

Ia kemudian mengajak setiap pihak untuk menjadikan BKM sebagai wasilah takmir masjid, untuk belajar mengelola masjid dengan sebaik-baiknya.

“Jadi, yang sudah baik dibongkar lalu dibangun yang lebih baik. Mimbar Jumat yang sebenarnya sudah bagus. daripada duit nganggur lalu digunakan untuk itu,” ujar dia sembari memberi contoh.

Saat ini, ia menyebut jarang ada masjid yang berpikir tentang jamaahnya. Karena nama organisasi ini adalah Badan Kesejahteraan Masjid, maka imaji yang ada di kepala adalah bagaimana masjid bisa mensejahterakan masyarakat dan umat juga mensejahterakan masjid.

"Saya kadang juga malu, kita ngomongin masjid tapi kita enggak pernah ke masjid, enggak pernah ngisi kotak masjid,” kelakarnya.

Hadir pula dalam kegiatan ini Anggota Majelis Pertimbangan BKM Pusat, Alissa Qatrunnada Wahid, yang berharap para pengurus BKM menjadikan organisasi ini sebagai rumah bersama. Sehingga, kehadiran BKM mampu membersamai proses kian makmur dan berdayanya masjid-masjid di seluruh Indonesia.

Sebelum berbicara tentang masjid itu sendiri, ia menilai terlebih dahulu perlu menempatkan posisi BKM. Pasalnya, Rakernas yang digelar pada September 2023 akan menentukan apa yang akan dilakukan melalui BKM.

“Bahkan, bukan hanya BKM-nya. Tetapi, justru dampak dari organisasi ini bagi umat. Jadi, saya ingin berbicara tentang bagaimana menyusun langkah dan strategi yang perlu kita perhatikan,” ujar putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

 

Alissa mengakui tugas mendigdayakan masjid itu berat, apalagi jika itu dihubungkan dengan Indonesia Maju. Karena itu, ia melihat apa yang dilakukan melalui BKM adalah menata masjid, yang dari situ setidaknya kita berkontribusi untuk menata Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement