Jumat 18 Aug 2023 15:03 WIB

MER-C Desak Israel Hentikan Perusakan Situs Suci Keagamaan

Israel menyerang situs suci dan orang-orang Kristen serta Muslim di Yerusalem.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Anggota pasukan keamanan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina di dekat Gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem saat warga Israel memperingati Hari Yerusalem, hari libur Israel yang merayakan penaklukan Kota Tua selama perang Timur Tengah 1967. Ahad, 29 Mei 2022.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Anggota pasukan keamanan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina di dekat Gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem saat warga Israel memperingati Hari Yerusalem, hari libur Israel yang merayakan penaklukan Kota Tua selama perang Timur Tengah 1967. Ahad, 29 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mendesak Israel menghentikan perusakan terhadap situs-situs suci keagamaan di Yerusalem.

Hal ini disampaikannya merespons rilis laporan dari Pemerintah Palestina dan Ketua Komite Kepresidenan Tinggi Palestina untuk Urusan Gereja yang menyatakan telah terjadi peningkatan kejahatan dan serangan sistematis Israel terhadap situs suci dan orang-orang Kristen serta Muslim di Yerusalem.

Baca Juga

"Kami menerima laporan bahwa selama pendudukan Israel berkepanjangan, orang-orang Kristen Palestina telah menderita dari kebijakan dan praktik diskriminatif Israel, termasuk penyitaan tanah secara ilegal, perampasan properti, pembatasan kebebasan beribadah, serangan terhadap tempat-tempat suci, selain penganiayaan dan pelecehan terhadap personil keagamaan. Tindakan ini terjadi setiap hari, tidak hanya kepada warga Muslim Palestina, namun juga warga Kristen di sana,” kata Sarbini melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Jumat (18/8/2023).

Sarbini mengatakan, berdasarkan laporan tersebut, sejak awal tahun ini orang-orang Kristen Palestina telah menyaksikan tingkat permusuhan dan serangan yang meningkat secara mengkhawatirkan oleh pemukim Yahudi ekstremis.

Termasuk pelecehan fisik dan verbal, vandalisme dan serangan terhadap gereja setiap hari. Semua tindakan ini bahkan di bawah pengawasan dan dorongan pejabat dan pasukan Israel.

"Dalam menghadapi situasi yang semakin mengkhawatirkan di Yerusalem, kami mendesak pemerintah Israel untuk segera menghentikan tindakan kekerasan dan melindungi Yerusalem sebagai kota suci tiga agama, menghormati keragaman agama dan kebebasan beribadah di wilayah tersebut,” ujar Sarbini.

Menurutnya, kejahatan Israel yang menargetkan situs suci keagamaan dan umat beragama di sana, jika dibiarkan dapat menyulut perang agama lebih besar yang akan mengancam perdamaian dunia. Hal ini dikarenakan Yerusalem memiliki makna yang sangat penting bagi berbagai agama di dunia, baik Islam, Kristen maupun Yahudi. Situs-situs suci keagamaan di kota ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi yang harus dihormati seluruh umat manusia.

Untuk itu, Sarbini juga menyerukan kepada warga dunia, para pemimpin-pemimpin negara, tokoh-tokoh lintas agama, komunitas, lembaga dan siapapun yang cinta kemanusiaan dan perdamaian untuk memberikan desakan serupa kepada Israel. Ini agar dapat memberikan tekanan yang lebih besar kepada Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement