REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tidak diketahui sepenuhnya bagaimana orang Mesir membangun piramida ribuan tahun lalu. Namun, terdapat satu kelompok arkeolog berpikir mereka mungkin telah menemukan penjelasannya.
Sejarawan maupun arkeolog meyakini, orang Mesir mungkin telah memindahkan lempengan batu besar itu dengan memanfaatkan tanah di sekitar mereka. Piramida Besar memiliki lebih dari 2,3 juta blok batu kapur dan granit saja. Masing-masing memiliki berat setidaknya dua ton.
Namun saat ini, diperkirakan, peradaban kuno itu menggunakan anak sungai Nil untuk membantu mereka memindahkan batu-batu besar ke padang pasir. Untuk membuktikan teori ini, dilansir laman Indy 100, Rabu (9/8/2023), sekelompok peneliti memulai dengan menguji lima sampel tanah yang memfosil dari dataran banjir Giza.
Para arkeolog harus menggali sedalam 9 meter (30 kaki) untuk mendapatkan sampel. Sampel tanah dianalisis oleh laboratorium di Perancis. Analisis mencari serbuk sari dan vegetasi yang biasa ditemukan di sekitar Sungai Nil, yang akan membuktikan pernah ada jalur air kuno.
Kerja keras mereka terbayar dan mereka dapat memastikan keberadaan Cabang Khufu, yang mengangkut lempengan batu untuk mereka jadikan bagian dari konstruksi piramida. Anak sungai itu diyakini telah mengering pada 600 SM. Tim peneliti juga menemukan 61 spesies tumbuhan selama penelitian mereka.
Ahli geografi lingkungan Hader Sheisha mengatakan, tanpa anak sungai tersebut, mustahil membangun piramida. Penelitian dan penemuan selanjutnya dipicu oleh selembar papirus yang menceritakan bagaimana seorang perwira, 'Merer', harus mengangkut batu kapur ke atas Sungai Nil ke sebuah lokasi konstruksi di Giza.
Papirus itu ditemukan di Laut Merah. "Saya sangat tertarik karena ini menegaskan bahwa pengangkutan bahan bangunan piramida dipindahkan di atas air. Mengetahui lebih banyak tentang lingkungan dapat memecahkan sebagian dari teka-teki konstruksi piramida," kata Shiesha.