Ahad 06 Aug 2023 19:35 WIB

Muslim Denmark Ingin Solusi Jangka Panjang Tangkal Islamofobia

Pemerintah Denmark selama ini dinilai bungkam atas penistaan agama.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Denmark Ingin Solusi Jangka Panjang Tangkal Islamofobia
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Muslim Denmark Ingin Solusi Jangka Panjang Tangkal Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Seorang ilmuwan senior di Universitas Aarhus dan seorang tokoh terkemuka dalam komunitas Muslim Denmark Asif Manzoor Khan mengatakan, intervensi pemerintah untuk menghentikan pembakaran Alquran tidak cukup untuk mengatasi masalah Islamofobia yang lebih besar. Dia mengatakan Pemerintah Denmark selama ini bungkam atas penistaan terhadap agama, termasuk pembakaran Alquran.

"Bukan pertama kalinya insiden ini terjadi. Hal-hal ini terjadi, tetapi pemerintah diam. Setidaknya mereka sudah maju sekarang,” kata Manzoor, dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga

Manzoor menekankan komunitas Muslim memberikan penghormatan penuh kepada negara, pemerintah dan rakyat Denmark. Dia mengharapkan, Pemerintah Denmark membalas sumbangsih komunitas Muslim.

“Harus ada rasa hormat yang sama terhadap komunitas Muslim yang tinggal di negara ini, dan Alquran,” ujar Manzoor.

Muslim di Denmark diperkirakan mencapai 5 persen atau sekitar 6 juta dari total populasi. Tetapi, menurut Laporan Islamofobia Eropa 2022, Denmark termasuk yang paling rentan bagi Muslim, termasuk Prancis dan Austria. Muslim Denmark menghadapi undang-undang diskriminatif hingga tindakan agresi dan kekerasan.

Komunitas Muslim di Denmark telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas gelombang Islamofobia yang berkembang di negara tersebut. Penistaan terhadap Alquran yang terjadi secara berulang di Denmark membuat para pemimpin komunitas Muslim mengharapkan perubahan yang lebih sistematis.

Juru bicara Persatuan Muslim Denmark (DMU) Urfan Zahoor mengatakan Muslim Denmark tidak mencari serangan operasi apapun. Zahoor mengatakan Muslim Denmark menginginkan solusi yang lebih luas dan proaktif.

“Kami tidak ingin mencari celah dalam undang-undang yang ada. Kami ingin melihat lebih jauh, proaktif, mencoba mencari solusi yang lebih luas, dan bukan hanya karena tekanan internasional yang menumpuk,” kata Zahoor.

Zahoor mengatakan masyarakat memiliki perasaan campur aduk tentang meningkatnya tekanan diplomatik terhadap Denmark. Langkah-langkah seperti melarang pembakaran kitab suci di dekat gedung diplomatik akan sangat picik. Dia mendesak pemerintah untuk mencari cara menghentikan tindakan yang merendahkan anggota masyarakat Denmark.

“Kami menginginkan langkah-langkah yang lebih luas, yang bertujuan solusi jangka panjang,” ujar Zahoor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement