Senin 31 Jul 2023 12:23 WIB

Melihat Keseriusan Arab Saudi Sikapi Pembakaran Alquran, Kini Panggil Kuasa Hukum Denmark

Arab Saudi mengutuk keras pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark

Rep: Zahrotul Oktaviani, Amri AmrullahA/ Red: Nashih Nashrullah
PBB sepakati resolusi yang mengutuk peristiwa pembakaran Alquran di Swedia.
Foto:

Dampak diplomatik atas pembakaran Alquran yang terjadi akhir-akhir ini terancam akan meningkat. Hal ini dikhawatirkan memicu perang dagang, setelah muncul seruan dari Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara, untuk memboikot produk Swedia.

Bulan lalu, seorang pengungsi Irak berusia 37 tahun yang menginginkan kitab suci itu dilarang, terlihat merobek halaman-halaman Alquran dan membakarnya di luar masjid pusat Stockholm, Swedia. Hal utama yang diperdebatkan adalah fakta bahwa protes tersebut disetujui oleh pengadilan Swedia.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan memimpin paduan suara kritik dari sejumlah pemerintah Islam, atas keputusan untuk mengizinkan protes anti-Islam terus berlanjut.

"Kami pada akhirnya akan mengajari orang Barat yang arogan bahwa menghina Muslim bukanlah kebebasan berpikir," kata Erdogan dalam pernyataannya di televisi beberapa waktu lalu.

Arab Saudi juga menyayangkan bagaimana tindakan itu terjadi, yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha dan akhir ibadah haji. Kementerian Luar Negeri menyebut tindakan penuh kebencian dan pengulangan ini tidak dapat diterima dengan alasan apa pun.

Di sisi lain, Al-Azhar yang berbasis di Kairo dan lembaga Sunni tertua di dunia Muslim, mendesak umat Islam memboikot produk Swedia atas pembakaran Alquran baru-baru ini.

Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

Al-Azhar menyarankan boikot serupa terhadap produk Denmark, di tengah dua insiden pembakaran Alquran di Kopenhagen. Mereka juga mengecam keputusan pemerintah yang mengizinkan pembakaran kitab suci umat Islam.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Yaman, Muhammad Sharif al-Mutahar, juga ikut mengumumkan boikot produk Swedia awal bulan ini. Demikian pula Sekretaris Dewan Tertinggi Koordinasi Ekonomi Iran Mohsen Rezaei, yang menyerukan boikot pada 23 Juli.

Saat ini, umat Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara menggunakan media sosial untuk menyerukan boikot produk Swedia. Kampanye ini disampaikan dengan menggunakan tagar "hukum pemerintah Swedia" dan "boikot produk Swedia".      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement