Senin 24 Jul 2023 15:12 WIB

Beredar Data Dugaan Kekerasan Libatkan Oknum Mahasiswa RI di Mesir

Korban kekerasan oknum mahasiswa RI di Mesir angkat suara.

Rep: Muhyiddin, Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Korban kekerasan oknum mahasiswa RI di Mesir angkat suara. Foto: Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir.
Foto:

Pernyataan KBRI Kairo dan PBNU

Terkait dengan adanya dugaan aksi premanisme mahasiswa Indonesia di Mesir, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo mengambil jalur hukum.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini terjadi aksi premanisme kekerasan fisik dan verbal pascaturnamen futsal Cordoba Cup yang melibatkan oknum pelajar/mahasiswa Indonesia dari berbagai kekeluargaan. Termasuk dari KSW

(Kelompok Studi Walisongo, asal Jateng dan DIY) dan KKS (Kerukunan Keluarga Sulawesi) di daerah Gamaleya, Kairo, Mesir.

Melalui surat pernyataan resmi KBRI Kairo yang diterima Republika, Sabtu (22/7/2023), pihak KBRI berupaya mengambil langkah-langkah hukum.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan KBRI Kairo melalui jalur hukum sebagai berikut:

a. Telah mendampingi korban untuk melaporkan kasus mereka ke pihak kepolisian Mesir di wilayah tempat kejadian perkara (TKP) pada Jumat, 14 Juli 2023 dini hari hingga subuh. Pihak kepolisian menyampaikan siap memproses laporan korban dan memberikan pandangan bahwa akan terdapat mekanisme dan prosedur yang harus ditempuh oleh pelapor maupun terlapor dalam proses penyelidikan dan penyidikan.

b. Dalam upaya melanjutkan proses hukum dan menjamin kepastian perlindungan kepada korban, KBRI Kairo juga telah berkoordinasi dengan National Security (NS) Mesir sebagai pemangku kewenangan dalam menangani masalah hukum warga negara asing. Hal ini juga dilakukan untuk membahas langkah pengamanan dan pencegahan aksi kekerasan lanjutan.

c. KBRI Kairo juga akan melakukan pertemuan dan konsultasi dengan NS Mesir terkait langkah-langkah penyelesaian secara hukum yang dapat ditempuh oleh pihak-pihak yang bertikai.

Selain itu, KBRI Kairo mengklaim siap mendampingi pelaporan pihak korban kepada pihak Al-Azhar untuk ditindaklanjuti sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku di lingkungan lembaga pendidikan Al-Azhar.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam aksi pengeroyokan terhadap kader Nahdlatul Ulama (NU) di Mesir yang dilakukan oknum anggota organisasi kekeluargaan asal Sulawesi. PBNU pun mendesak kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

“Harus diusut dan diberi sanksi tegas, agar menjadi pelajaran bagi yang lainnya,” ujar Ketua PBNU Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) kepada Republika.co.id, Ahad (23/7/2023).

Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang Malang ini mengatakan, PBNU sangat menyesakan aksi premanisme tersebut. Menurut dia, pelaku pengeroyokan kader NU itu telah mencoreng nama baik pelajar Indonesia di Mesir.

“Kita menyesalkan tindakan premanisme tersebut, apalagi di lakukan di negara orang. Ini memalukan dan mencoreng citra pelajar Indonesia yang baik sejak dahulu kala,” ucap Gus Fahrur.

Seharusnya, tambah dia, sesama warga Indonesia bisa saling tolong. Dia pun mengimbau kepada seluruh pelajar yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri ini untuk selalu menajga nama baik bangsa Indonesia.

“Seharusnya sesama warga negara Indonesia di rantau dapat saling bekerjasama dan tolong menolong. Jaga nama baik bangsa Indonesia,” kata Gus Fahrur.

 

Sementara, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam aksi pengeroyokan terhadap kader Nahdlatul Ulama (NU) di Mesir yang dilakukan oknum anggota organisasi kekeluargaan asal Sulawesi. PBNU pun mendesak kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

“Harus diusut dan diberi sanksi tegas, agar menjadi pelajaran bagi yang lainnya,” ujar Ketua PBNU Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) kepada Republika.co.id, Ahad (23/7/2023).

Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang Malang ini mengatakan, PBNU sangat menyesakan aksi premanisme tersebut. Menurut dia, pelaku pengeroyokan kader NU itu telah mencoreng nama baik pelajar Indonesia di Mesir.

“Kita menyesalkan tindakan premanisme tersebut, apalagi di lakukan di negara orang. Ini memalukan dan mencoreng citra pelajar Indonesia yang baik sejak dahulu kala,” ucap Gus Fahrur.

Seharusnya, tambah dia, sesama warga Indonesia bisa saling tolong. Dia pun mengimbau kepada seluruh pelajar yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri ini untuk selalu menajga nama baik bangsa Indonesia.

“Seharusnya sesama warga negara Indonesia di rantau dapat saling bekerjasama dan tolong menolong. Jaga nama baik bangsa Indonesia,” kata Gus Fahrur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement