Sabtu 22 Jul 2023 11:55 WIB

Surga Ala Panji Gumilang dan Bintang Daud Sang Aktivis Yahudi di Perayaan Muharram

Panji Gumilang dilaporkan sejumlah pihak atas dugaan penistaan agama

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang.
Foto:

“Tanahnya sedikit 25 persen saja, lautnya 75 persen. Makanya Alhamdulillah, lillahil-ladzi sadaqana wa’dahu wa auras anal arda  memberikan wariskan bumi tentunya dengan lautnya dan angkasanya, natabawwa’u minal-jannati Kami buat surga, haitsu nasya bagaimana kami mau, maka disusunlah dasar negaranya bagaimana, dasar misi surga seperti apa, keluarlah dasar Negara Ketuhanan Yang Maha-Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia yang sudah menjadi jannah ini, di situ ada kerakyatan, disitu ada mewujudkan keadilan sosial, disitu ada natabawwa’u minal-jannati haitsu nasya, kerakyatan, kebersamaan maka Indonesia ini harus ditata secara nahniya, apa itu? bangsa seluruhnya, ini kalau kita maknai kekinian dan riil, jadilah Indonesia itu surga kita,” tutur Panji.    

Sementara itu, aktivis Pro Israel dan pendiri Hadassah of Indonesia, Monique Rijker hadir dalam peringatan 1 Muharram 1445 H diPesantren Al-Zaytun, Indramayu. Monique datang dengan mengenakan kaus Bintang Daud.

Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

 

Dalam sambutannya, Monique mengaku sangat berterima kasih kepada Panji Gumilang dan Al-Zaytun karena telah mengundangnya bahkan mengizinkannya memakai kaus bintang daud. Di mana bahkan di Betlehem pun dirinya tidak diizinkan memakai kaus tersebut.

“Saya berkunjung ke kota kelahiran Yesus dan kota kelahiran raja Daud Betlehem dan ketika saya memakai kaos ini tour guide di Betlehem tidak suka dan menyuruh saya ‘kalau bisa saya tidak pakai kaos bintang Daud’ tetapi di sini, di Indramayu, saya bisa masuk dengan kaos bintang Daud terima kasih ini sesuatu yang luar biasa,” ujar Monique.

Monique mengaku senang karena di Indonesia ada seorang pemimpin pesantren yang visior seperti Panji Gumilang. Dalam sudut pandangnya, kapasitas Panji bukan hanya sebagai pendidik tetapi juga seorang negarawan.

“Karena seorang negarawan itu punya visi ke depan dan berdiri di atas golongan dan kelompok dan kita di Indonesia butuh orang seperti syekh Panji Gumilang dalam hal toleransi dan perdamaian untuk persatuan,” ujar Monique.

Menurut Monique, untuk persatuan tidak pernah ada yang salah dengan perdamaian, tidak pernah ada yang salah dengan toleransi. Ia bahkan dikritik karena membela agamanya, dikritik karena dibilang toleransi ada batasnya, kemudian pada kesempatan ini, dia bertanya langsung pada Panji Gumilang dan disebutka bahwa toleransi tidak ada batasnya.

“Dalam arti kita toleran pada hal-hal yang benar, kita toleran pada hal-hal yang membawa damai, kita toleransi pada hal-hal untuk kebaikan sendiri, kita tidak toleran padahal hal-hal kekerasan, kita tidak toleran pada hal yang radikal,” kata Monique.

 

Selain Monique, masih banyak persatuan dari agama lain yang juga diundang dan hadir dalam perayaan 1 Muharram 1445 H di pesantren Al-Zaytun. Diantaranya Pendeta Daniel gereja pantekosta, Ketua umum persekutuan gereja-gereja di Indonesia Pendeta gomar gultom, rektor sekolah tinggi ilmu teologi Jakarta, ketua Budha prov Banten Romo Nanda Bahrudin, Prof Makrum Kholil guru besar UIN Pekalongan.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement