REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras melanda Kota Padang sejak Kamis malam (13/7/2023). Tak hanya curah hujan yang tinggi, angin kencang juga memperparah kondisi ini. Hal tersebut memicu banjir dan longsor yang tak terhindarkan.
Dalam pantauan Sinergi Foundation, air pasang capai ketinggian hingga 1,2 meter, mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai menuju laut. Tersumbatnya saluran air tersebut akibatkan genangan di beberapa wilayah di Kota Padang, setidaknya tujuh kecamatan terdampak.
“Rata-rata banjirnya berlangsung sekitar 15 - 24 jam, air mulai naik itu jam 03.00 dini hari Jumat pagi dan mulai surut dari magrib sampai tengah malam (Jumatnya),” kata salah seorang warga kepada Sinergi Foundation, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (18/7/2023).
Masyarakat alami darurat pangan akibat banyak bahan makanan yang menjadi tak layak konsumsi karena terendam banjir. Kondisi ini pun membuat keterbatasan pergerakat masyarakat. Rumah dan sekitarnya banjir, sehingga tidak memungkinkan warga untuk masak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Melihat kondisi ini, Sinergi Foundation mengajak mitra setempat untuk salurkan 300 paket makan bagi keluarga terdampak banjir di Padang. Penyaluran tersebut tersebar di beberapa wilayah, diantaranya kelurahan Kurao Pagang, Nanggalo dan daerah Monang, Air Tawar, pada Senin (17/7/2023).
“Alhamdulillah, telah tersalurkan sekitar 300 paket makanan yang ditipkan dari para donatur melalui Sinergi Foundation kepada para korban banjir padang, semoga bisa sedikit meringankan beban para korban yang kesulitan terkait makanan,” kata mitra Sinergi Foundation langsung dari Kota Padang, Sumatera Barat.