REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Israel telah melarang Sheikh Ekrema Sabri (83) bepergian ke luar negeri untuk jangka waktu enam bulan. Ekrema Sabri adalah salah satu Imam terkemuka Al Aqsa dan merupakan mantan mufti.
Ekrema Sabri terkenal dan dihormati secara luas karena aktivismenya melawan pendudukan Israel dan campur tangan dalam urusan Al Aqsa. Tetapi Agen keamanan Israel memberikan keputusan larangan kepada Sheikh Sabri pada Selasa (11/7/2023).
"Saya menganggap keputusan itu tidak adil, melanggar hukum, dan melanggar kebebasan berekspresi,” katanya dilansir dari New Arab, Kamis (13/7/2023).
"Mereka menduga bahwa perjalanan saya mempengaruhi keamanan nasional Israel", tambahnya.
Pada 29 Juni, Sheikh Sabri menerima perintah yang melarangnya bepergian selama satu bulan, memberinya hak untuk mengajukan banding. Anehnya, dalam waktu kurang dari dua minggu, pembatasan perjalanan diperpanjang hingga enam bulan.
"Ini adalah sesuatu yang diharapkan dari pendudukan. Pengadilan Israel tidak memberikan keadilan," kata Sheikh Sabri, bersumpah untuk melanjutkan aktivismenya melalui media sosial.
Sheikh Sabri baru-baru ini melakukan serangkaian kunjungan internasional, termasuk Yordania, Aljazair, Malaysia, dan Turki. Selama perjalanan ini, dia memiliki kesempatan untuk memberikan pengarahan kepada para pejabat tentang perkembangan terbaru di Palestina.
Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko
Pengacara yang mewakili Imam mengkritik Israel karena mencoba menutupi kebenaran tentang apa yang terjadi di Yerusalem dan al-Aqsa.
Israel beberapa kali telah melakukan kebijakan penangkapan dan pelarangan terhap Sheikh Shabri. Terakhir pada awal Januari 2023 lalu.
Ini bukan pertama kalinya Israel menangkap Syekh Sabri. Hal demikian telah terjadi beberapa kali sebelumnya. Pada Januari 2020, misalnya, pasukan Israel menahan dan menginterogasi Syekh Sabri. Dia dituduh melakukan penghasutan saat menyampaikan ceramah di Masjid Al Aqsa. Pada 2021 lalu, Israel melakukan penangkapan terhadap Syekh Shabri.
Israel pernah menerapkan larangan perjalanan terhadap Syekh Sabri. Dia bahkan sempat dicegah memasuki Masjid Al Aqsa oleh otoritas keamanan Israel
Bagi umat Islam, Al Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi, menyebut daerah itu sebagai Temple Mount dan mengklaim bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Israel menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui komunitas internasional.
Sumber: newarab