Rabu 12 Jul 2023 10:17 WIB

Turki dan Pakistan Ajak Dunia Bersuara Menentang Kebencian Anti-Muslim

Segala bentuk penghinaan terhadap kitab suci mana pun bertentangan dengan perdamaian.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim melakukan aksi unjuk rasa di Jakarta, Ahad (2/7/2023). Aksi unjuk rasa ini sebagai bentuk protes terhadap Swedia atas peristiwa pembakaran Alquran di Stockholm.
Foto:

Tidak hanya itu, ia menyebut Alquran adalah jangkar spiritual bagi 2 miliar umat Islam. Sangat penting untuk memahami luka mendalam yang dimiliki umat Islam, yang ditimbulkan oleh publik dan tindakan penodaan Alquran yang direncanakan sebelumnya.

Zardari menjuluki insiden di Swedia itu sebagai serangan terhadap keyakinan Muslim. Kebencian dan kebebasan berbicara dinilai harus dipisahkan karena kebebasan berbicara sangat diperlukan, tetapi ujaran kebencian tidak dapat dipertahankan.

Dia lantas menambahkan, negara-negara Muslim tidak mengizinkan penodaan teks suci agama lain dan tindakan semacam itu tidak terpikirkan oleh Muslim mana pun. "Itu dilarang oleh agama, oleh budaya dan oleh hukum,” lanjut dia.

Bulan lalu, seseorang yang diidentifikasi sebagai Salwan Momika melakukan aksi membakar salinan Alquran di bawah perlindungan polisi. Tindakannya itu berlangsung di depan Masjid Stockholm di Swedia.

Tindakan provokatif tersebut terjadi bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, salah satu hari besar agama Islam yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Hal ini pun menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia Islam, termasuk Turki, Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Irak, Iran, Pakistan, Senegal, dan Mauritania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement