Perihal mengembangkan pemahamannya tentang agama, Hembrow mengikuti kelas Ilmu Keislaman dua sampai tiga kali dalam sepekan. Dia juga belajar bahasa Arab di University of Sydney sambil bekerja penuh waktu. Di bidang sosial, ia menemukan komunitas orang-orang Muslim yang memperdalam kecintaannya pada iman.
“Sejujurnya saya mendapatkan pelukan erat. Seorang pria Arab yang besar, mereka menarik saya masuk. Setiap kali saya bertemu seseorang yang beragama Islam, yang mengetahui saya beragama Islam, saya mendapatkan perlakuan khusus. Saya merasa tidak pantas mendapatkannya, tetapi mereka adalah orang-orang yang fenomenal,” ucap Hembrow.
Hembrow mengakui setiap negara memiliki ritual dan perayaannya sendiri. Akan tetapi, dia percaya iman, aturan, dan pilar tetap sama.
“Tidak ada praktik budaya yang melemahkan dasar-dasar agama. Karena saya berkulit putih, saya tidak dapat berbicara untuk budaya lain, tetapi saya kira itu tergantung pada apa yang Anda masak untuk berbuka puasa, apakah Anda pergi ke masjid untuk berbuka puasa, atau apakah Anda memilikinya di rumah bersama keluarga Anda," kata dia.
Di samping itu, Hembrow bergabung dengan umat Islam di seluruh dunia untuk merayakan Idul Adha yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban. Ini adalah salah satu perayaan Islam yang paling penting karena merupakan pengakuan iman.