Ahad 02 Jul 2023 12:43 WIB

Makanan di Pesawat, Apakah Kesemuanya Aman dan Halal untuk Muslim?

Tak pencantuman sertifikasi halal dalam makanan pesawat

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi makanan di pesawat. Tak pencantuman sertifikasi halal dalam makanan pesawat
Foto:

Mempertimbangkan kondisi ini, perlu menjadi perhatian bagaimana konsumen dapat mengetahui kejelasan perihal makanan Muslim yang mereka konsumsi, serta bagaimana definisi halal satu perusahaan cukup memenuhi syarat untuk disertifikasi secara resmi dan diakui industri sebagai halal? Tampaknya, menjadi hal yang logis bahwa standar untuk makanan Muslim harus diterapkan.

Menurut perkembangannya, industri penerbangan mulai tertarik menawarkan makanan khusus guna menciptakan persepsi nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan mereka di tahun 1970-an. Kala itu, British Airways memprakarsai makanan vegetarian untuk penumpang kelas satu.

Seiring berkembangnya spesialisasi menu diet, seperti bebas gluten, tanpa garam, dan lainnya, jumlah menu dan partisipasi dalam preferensi pelanggan ini telah bertambah.

Dalam wawancara telepon, Wakil Presiden Urusan Pemerintah dan Industri untuk Kargo di IATA Michael White mengatakan, pada suatu waktu ada lebih dari 20 menu khusus yang ditawarkan United Airlines yang berbasis di Chicago. Namun saat ini hanya tersedia 10 menu berbeda.

IATA menciptakan standar untuk 265 maskapai penerbangan yang bertanggung jawab atas 83 persen lalu lintas udara. Mereka menerbitkan banyak direktori kode dan menawarkan pelatihan dan laporan ke industri.

Beberapa wisatawan yang menyukai makanan halal bahkan bukan Muslim. Mereka menikmati pengalaman menjelajahi masakan yang berbeda.

"Saya selalu meminta makanan Muslim/halal di sebagian besar maskapai penerbangan. Biasanya menu ini berupa makanan 'etnik' yang luar biasa, dibandingkan dengan makanan biasa," ujar seorang pengguna maskapai.

Saat ini terjadi peningkatan kesadaran akan halal sebagai pilihan makanan khusus yang diinginkan oleh seorang konsumen. Hal ini juga dibuktikan dengan popularitas spektakuler The Halal Guys di Amerika Serikat, yang berkembang dari bisnis truk makanan di Kota New York menjadi restoran batu bata dan mortir nasional yang menyebar dengan gaya Timur Tengah.

Masakan yang menampilkan saus putih spesial ini didambakan banyak orang Amerika. Seringkali restoran memiliki antrean pelanggan, bahkan tidak sedikit yang menunggu di luar pintu untuk makanan halal mereka.

Industri perjalanan udara merupakan pasar yang terus berkembang. IATA mengkonfirmasi terjadi kenaikan permintaan perjalanan udara sebesar 6,3 persen pada 2016 dibandingkan tahun 2015. Peningkatan tersebut melampaui tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sepuluh tahun sebesar 5,5 persen.

Trisha Ramdihal dari DO & CO, penyedia layanan lengkap katering dan perhotelan dengan 30 dapur gourmet di 11 negara dan di tiga benua, pada 2017 melaporkan ada lebih dari 38 persen pertumbuhan permintaan makanan halal antara 2013/2014 dan periode pelaporan 2016/2017. 

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Dalam paparannya di agenda IFANCA Conference ini ia juga merinci bahwa IATA mengindikasikan jumlah penumpang internasional di seluruh dunia diperkirakan melewati 7 miliar pada 2030.

Spesialis perjalanan Halal dan Muslim CrescentRating memperkirakan 121 juta Muslim melakukan perjalanan internasional pada 2016. Mereka memproyeksikan jumlahnya akan mencapai 157 juta pada 2020.

Ada kesadaran yang berkembang akan perlunya sertifikasi halal, serta bergerak bersama dengan gerakan di dalam negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk melindungi ekosistem halal dan konsumen halal mereka, yang hanya dapat dilacak dan dipantau dengan baik oleh sertifikasi halal.

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement