Rabu 28 Jun 2023 09:16 WIB

Pesan Idul Adha Ketum PP Muhammadiyah 

Ketum PP Muhammadiyah umat tak persoalkan waktu Idul Adha.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Pesan Idul Adha Ketum PP Muhammadiyah. Foto:  Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pesan Idul Adha Ketum PP Muhammadiyah. Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan sejumlah pesan dalam peringatan Idul Adha 1444 Hijriyah. Haedar mengajak umat Islam untuk memaknai Idul Adha dengan semangat berbagi kepada sesama manusia.

"Kaum muslimin sedunia itu dengan Idul Adha bagaimana terus memupuk semangat berkurban yang bersifat berbagi bagi kemanusiaan, berbagi harta, berbagi akses, berbagi ilmu bahkan berbagi toleransi agar kita hidup sebagai umat manusia dalam keragaman itu bisa eksis dan merawat nilai-nilai luhur yang dianugerahkan Tuhan," kata Haedar di halaman Masjid KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (28/6/2023).

Baca Juga

Ia juga berpesan agar umat muslim menjadi umat yang kuat secara akidah, ibadah, dan akhlak. Untuk itu maka menurutnya kurban dan Idul Adha menjadi momentum, membangun kekuatan secara moral, spiritual, etika dan nilai luhur beragama.

"Tapi pada saat yang sama kita meningkatkan penguasaan ilmu, pengetahuan, teknologi, keahlian, ekonomi agar kita menjadi apa yang tadi disebut nabi al mu'minul qowiyyu khoiru wa ahabbu ilallah minal mu'minidh dho'if bahwa umat yang kuat itu jauh lebih dicintai dan terbaik di hadapan Allah ketimbang umat yang lemah," ucapnya.

Ia juga menyampaikan pesan kepada umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Haedar mendoakan agar jemaah diberi kelancaran dan dapat menjadi haji yang mabrur.

"Tidak kalah pentingnya mereka menjadi dan berbuah dengan haji mabrur yang menebar kebaikan untuk semesta sehingga ketika pulang ke tanah air mereka

karena di Padang Arafah mereka berkumpul

pulang tentu punya semangat ukuwah semangat bersatu sekaligus juga semangat untuk memelihara kemabrurar itu dalam berbagai kebaikan hidup sesama maupun dengan orang lain," ungkapnya.

Selain itu ia Haedar juga meminta masyarakat untuk tidak mempersoalkan perbedaan penyelenggaraan sholat Idul Adha di sejumlah daerah. "Kita berbeda ada perbedaan tanggal 28 dan besok tanggal 29, tetapi hal yang positif adalah saling menghargai toleransi," kata Haedar kepada wartawan usai sholat Idul Adha di halaman masjid KH Ahmad Dahlan, Rabu (28/6/2023).

Ia pun berpesan agar tidak ada lagi ustadz dan mubalig yang mempertentangkan perbedaan perayaan Idul Adha baik di dunia dunia nyata maupun di medsos. "Nanti bisa-bisa malah nilai ibadah kita menjadi hilang atau berkurang," ucapnya. Ia menambahkan, berbagai argumen baik dari dalil Alquran maupun sunnah dan keilmuan itu agar dipakai untuk keyakinan masing-masing. Menurutnya umat tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain

"Sampai nanti umat Islam sedunia punya kalender global, sebagaimana kalender masehi," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement