Rabu 21 Jun 2023 12:01 WIB

Langkah Pertama Sebagai Mualaf, Apa itu?

Menjadi mualaf merupakan jalan mendapatkan hidayah Allah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi mualaf belajar baca Alquran.
Foto:

Mengosongkan hati bukan untuk membiarkannya kosong. Saat kita mengosongkannya, kita juga mengisinya dengan cinta Allah. Kita bisa mengisi hati kita dengan kecintaan kepada Allah seperti yang Nabi Muhammad perintahkan kepada penduduk Madinahbdengan mewujudkan nikmat-Nya kepada kita.

Kita dapat melihat ciptaan dan keindahan langit dan bumi untuk menemukan cinta kepada-Nya. Kita dapat berpikir tentang betapa murah hatinya Dia kepada kita dengan menghitung satu perbuatan buruk sebagai satu dan melipatgandakan pahala untuk perbuatan baik. Kita bisa bersyukur atas betapa nikmatnya Dia menjadikan rezeki kita, dan betapa Dia menaruh cinta di hati kita untuk pasangan.

Demikian pula kita dapat dan harus, di atas segalanya, menunjukkan cinta kita kepada Allah dan berusaha menyenangkan Dia. Allah memberi tahu kita bagaimana melakukan ini dalam Al-Qur\'an,

Katakanlah, hai Muhammad, Jika kamu harus mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ali Imran ayat 31.

Ayat Alquran ini memberi tahu kita dengan tegas bahwa kita dapat menunjukkan cinta kita kepada Allah dengan menaati-Nya sebagaimana Dia telah memerintahkan kita melalui Rasul-Nya. Dengan melakukan ini, Allah akan mencintai kita, senang dengan kita dan mengampuni kita.

Dari sinilah niat dan motivasi berasalmudah untuk mengesampingkan kebiasaan buruk, melakukan perbuatan baik dan ibadah ketika kita melakukannya karena cinta Allah untuk mencari keridhaan-Nya di atas segalanya.

Mengembalikan hati dari keterikatan palsu adalah proses yang harus menjadi tuntunan bagi setiap mualaf sebelum niat apa pun selain menyenangkan Allah menyelinap masuk. Mengembalikan hati dengan cinta Allah sangat penting agar Muslim baru termotivasi untuk melakukan apa yang Allah minta darinya atau dia.

Penting untuk dicatat bahwa menata hati bukan hanya kenyataan yang harus dihadapi oleh para mualaf. Ini adalah dasar dari apa yang membuat setiap muslim menjadi muslim.

 

Langkah mengosongkan hati ini sangat penting bagi setiap Muslim karena jika kita tidak mengosongkan hati kita, jika kita mencintai uang kita, waktu kita, pasangan kita, jika kita mengisi hati kita dengan cinta ciptaan lebih dari cinta Sang Pencipta, kita hanya akan membuat diri kita sendiri sakit dalam jangka pendek dan panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement