Jumat 16 Jun 2023 13:00 WIB

PBNU Gaungkan Budaya Asoka untuk Ciptakan Harmonisasi di Kawasan Indo-Pasifik

PBNU ingin membangkitkan ingatan kolektif terhadap warisan peradaban.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
 PBNU Gaungkan Budaya Asoka untuk Ciptakan Harmonisasi di Kawasan Indo-Pasifik. Foto: Gus Yahya Cholil Staquf
Foto: Dokpri
PBNU Gaungkan Budaya Asoka untuk Ciptakan Harmonisasi di Kawasan Indo-Pasifik. Foto: Gus Yahya Cholil Staquf

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar ASEAN Interculturan and Interreligious Dialogue Conference 2023 di Hotel Shangri-La Surabaya, Kamis (15/6/2023). Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, kegiatan yang digelar sebagai bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang rencananya dilaksanakan pada September 2023.

Gus Yahya menjelaskan, lewat kegiatan yang digelar, PBNU ingin membangkitkan ingatan kolektif terhadap warisan peradaban yang pernah dimiliki masyarakat di kawasan Indo-Pasifik, yang dulu berhasil dikonsolidasikan pada masa Kerajaan Asoka.

Baca Juga

"Maka kami menawarkan apa yang kami sebut dengan pendekatan Asoka atau Asoka approach. Yaitu pendekatan untuk melakukan kampanye dan konsolidasi nilai-nilai peradaban mencakup kawasan yang luas di kawasan Indo-Pasifik ini," kata Gus Yahya seusai membuka acara.

Gus Yahya melanjutkan, substansi dari nilai-nilai peradaban Asoka adalah toleransi dan harmoni. Di mana setelah masa Kerajaan Asoka, ada banyak disrupsi dan pengaruh-pengaruh baru yang sebagian memicu munculnya disharmoni. Maka dari itu, PBNU ingin menawarkan kepada masyarakat di kawasan Indo-Pasifik untuk melakukan konsolidasi sosial, membangkitkan ingatan kolektif tentang warisan peradaban Asoka.

"Ini untuk menghidupkan kembali watak semangat toleransi dan harmoni dari masyarakat di kawasan ini yang dulu real pernah kita miliki," ujarnya.

Gus Yahya mengajak masyarakat di kawasan Indo-Pasifik untuk membangkitkan kembali peradabam Asoka agar menjadi basis konsolidasi kultural, untuk kemudian ditawarkan kepada pelaku politik. "Ini untuk dijadikan pilitical branding sebagai konsolidasi politik menuju lahirnya peradaban baru," ujarnya.

Gus Yahya menambahkan, di Indonesia, jejak peradaban Asoka sangat jelas. Ia menjelaskan, jika saat ini Indonesia mempunyai Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasipa, itu merupakan warisan dari peradaban Asoka. Warisan tersebut dipeliharan dan ditumbuhkan selama masa Kerajaan Sriwijaya.

"Sehingga bekasnya kental sekali pada masa Kerajaan Majapahit, dan kemudian ketika bapak pendiri bangsa itu mendiskusikan tentang dasar-dasar negara itu juga yang muncul sebagai referensi. Jadi kalau kita punya Bhineka Tunggal Ika, punya Pancasila, ini bisa ditelusuri dengan sangat jelas berasal dari akar yang sama, yaitu akar peradaban Asoka," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement