Selasa 13 Jun 2023 19:49 WIB

Restoran Mamma Rosy dan Hikmah Dibalik Pengharaman Babi dalam Islam

Ada hikmah menarik di balik pengharaman daging babi dalam Islam.

Daging babi (ilustrasi). Ada beragam alasan kenapa Islam melarang untuk mengonsumsi babi secara keseluruhan, salah satunya dari sisi kesehatan.
Foto: www,freepik.com
Daging babi (ilustrasi). Ada beragam alasan kenapa Islam melarang untuk mengonsumsi babi secara keseluruhan, salah satunya dari sisi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Belum lama ini jagat maya dihebohkan dengan kesalahan sebuah restoran yang memberikan sajian makanan berbahan daging babi. Padahal si pemesan meng-order menu daging sapi. Warganet pun jadi heboh. Mereka mengecam restoran tersebut karena telah memberikan makanan tidak halal kepada konsumennya yang menjunjung tinggi makanan halal.

Terkait hal ini, banyak orang bertanya mengapa Islam mengharamkan babi? Apa hikmah di balik pengharaman tersebut.

Baca Juga

Kisah pengharaman daging babi

Pada mulanya masyarakat Arab, khususnya di kawasan Hijaz (Makkah) mengonsumsi babi. Mereka memelihara hewan tersebut di pekarangan dan area peternakan. 

Kemudian Nabi Muhammad muncul pada abad ketujuh masehi. Ketika tumbuh dewasa, putra Abdullah dan cucu pembesar Quraisy Abdul Muthallib itu mendapatkan wahyu untuk menyebarluaskan Islam kepada seluruh manusia.

Nah pada saat berdakwah, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah, yaitu Surah Albaqarah ayat 173

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحْمَ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيْرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Innamā ḥarrama 'alaikumul-maitata wad-dama wa laḥmal-khinzīri wa mā uhilla bihī ligairillāh, fa maniḍṭurra gaira bāgiw wa lā 'ādin fa lā iṡma 'alaīh, innallāha gafụrur raḥīm

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari sinilah...

Lihat halaman berikutnya >>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement