Kamis 08 Jun 2023 07:04 WIB

Khutbah Kutip Alkitab, Syekh Panji Gumilang Pengasuh Al Zaytun Ingin Muliakan Bani Israel?

Tim kajian bentukan MUI akan segera kunjungi Al Zaytun

Rep: Fergi Nadira B, Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Pemimpin Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang (kopiah hitam). Tim kajian bentukan MUI akan segera kunjungi Al Zaytun
Foto:

Menurutnya, umat manusia harus memahami silsilah ini sehingga tumbuh toleransi di antara umat beragama. Terlebih dalam memandang Israel sebagai negara penjajah. 

"Mengenai silsilah ini maka tumbuh silih asih, silih asah, silih asuh itu namanya toleransi. Kalau tidak mengenal, maka menyebut Israel itu bajingan yang harus dijauhi, tidak tahu Israel adalah putra dari Ishak dan keturunan Ibrahim, yang sehari-hari kita baca doanya, Allahumma sholli ala Muhammad waala ali Muhammad kama solaita ala Ibrahim wa alaalli Ibrahim," kata dia. 

"Tiap hari kita membaca itu, tapi hari-hari tertanam rasa dengki kepada Ali Ibrahim yang bernama Israel dan Bani Israel sehingga mendengar Israel seakan dia itu negara penjajah," ujarnya menambahkan. 

Di akhir khutbah Idul Fitri tersebut, Panji melontarkan sekali lagi pesan toleransi dan agar tak saling membenci. Oleh karena itu, dia mengimbau untuk belajar sejarah dan silsilah Nabi SAW. 

"Jangan tanamkan mata kebencian, tanamkan mata toleransi sehingga kita bisa membangun dunia yang baru, bahagia," kata dia.

Sementara itu, Tim Penelitian Al Zaytun yang dibentuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan segera mengunjungi Al Zaytun di Indramayu. 

Republika mencoba menanyakan apakah tidak ada cara selain kunjungan formal ke Al-Zaytun, yang dikhawatirkan kemungkinan hasilnya akan sama seperti sebelumnya, tidak banyak mendatangkan hasil. 

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Ketua MUI Bidang Pengkajian dan Penelitian Prof Utang Ranuwijaya mengatakan, bahwa kunjungan itu adalah salah satu cara tim peneliti dalam mengkonfirmasi isu-isu yang muncul terkait Al-Zaytun, mengkonfirmasi langsung dengan pendirinya. Namun sebelum itu, kata dia, tim juga sudah mendapatkan banyak informasi dari para mantan guru maupun mantan santri.

“Iya jadi kita juga tidak hanya meneliti langsung ke Al-Zaytun, tapi kita juga banyak menerima masukan dari banyak pihak tentu saja, jadi bukan satu-satunya sumber informasi atau data yang kita peroleh dari Al-Zaytun secara langsung, tapi juga ada data-data lain, termasuk misalnya dari para mantan yang mengaku mantan NII KW9, dari mantan guru atau mantan santri, mantan wali yang memang mereka memberikan informasi kepada tim, mereka juga bertemu dengan tim. Jadi ini nanti semacam kroscek secara apa yang didapat dari para mantan itu dengan apa yang didapat di Al-Zaytun,” paparnya, Selasa (6/6/2023).

Termasuk juga hasil penelitian dari tim MUI sebelumnya yang diketuai oleh KH Ma'ruf Amin. Menurutnya, temuan MUI saat itu juga menjadi data panduan bagi tim peneliti saat ini.

 

“Iya itu tentu saja menjadi bagian bahan yang tentu menjadi panduan tim juga, untuk dibaca dulu, ditelaah hasil temuan penelitian dan kajian yang lalu 2002 itu, kemudian tim mengharapkan update data yang lebih lengkap dari berbagai sumber,” terangnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement