Selasa 06 Jun 2023 09:14 WIB

Viral Masjid di Yunnan China Dihancurkan dan Aksi Protes Muslim Bentrok dengan Polisi  

Umat Islam menolak penghancuran Masjid Najiaying di Yunnan China

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam China menghadiri upacara pengibaran bendera sebelum sholat Idul Fitri di Masjid Niujie di Beijing, China (ilustrasi).
Foto:

Yang Na (nama samaran), seorang pria Muslim Tionghoa dengan teman-temannya di Najiaying, mengatakan kepada The Epoch Times pada 29 Mei bahwa konflik dimulai ketika umat Islam menolak permintaan dari otoritas komunis agar masjid dibangun kembali dengan gaya Tionghoa.

“Mereka (otoritas China) ingin menghancurkan beberapa bagian masjid dan membangunnya kembali (dengan gaya China). Kedua gaya itu tidak cocok, justru akan membuatnya tampak jelek,” kata Yang.

Masjid Najiaying telah berdiri lebih dari 600 tahun. Masjid ini selesai direnovasi pada 2004. Masjid Najiaying memiliki bangunan empat lantai, memiliki kubah dan empat menara seremonial. Masjid ini juga dapat menampung lebih dari 3.000 orang. Pihak berwenang berencana untuk menghapus kubah dan menara masjid.

Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas PKT telah menuntut “sinisasi” agama, mengharuskan masjid yang baru dibangun memiliki kubah bergaya istana Tiongkok sebagai pengganti kubah masjid bergaya Islam.

Menurut Yang ada lebih dari 10 ribu penduduk di Najiaying, kebanyakan adalah Muslim Hui. “Sejak pagi tanggal 27 Mei, polisi khusus memblokir semua jalan di Kotapraja Najiaying, tidak ada yang bisa masuk, hanya keluar,” kata Yang.

Saat itu, setidaknya 1.000 polisi khusus memasuki kota dengan senjata dan amunisi. Mereka mencoba masuk ke masjid, tetapi pengunjuk rasa lokal tidak mengizinkan mereka.

“Tuntutan kami hanyalah agar tidak ada yang dibongkar. Kami tidak melanggar hukum. Sekarang kami, umat Islam, bertekad untuk mati untuk itu, dan tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Jika beberapa orang lagi ditangkap, pertumpahan darah pasti akan meletus. Sekarang telah meningkat ke tingkat pengiriman polisi anti huru hara, menggunakan cara untuk menangani perusuh pada kami,” ujar Yang.

Baca juga: Mengapa Tuyul Bisa Leluasa Masuk Rumah? Ini Beberapa Penyebabnya

 

Yang menambahkan bahwa pihak berwenang sekarang telah memblokir berita tersebut. “Mereka tidak mengatakan apa yang terjadi dalam pemberitahuan polisi tetapi hanya bahwa itu mengganggu ketertiban sosial. Jika ada yang memposting pesan online, mereka akan menelepon dan mengancamnya. Saya menerima telepon dari polisi, mengancam saya untuk tidak memposting apa pun tentang insiden itu,” ungkap Yang.

Selain itu, pemerintah telah memasang kamera di masjid sebelum kejadian dan mengirim agen rahasia berpura-pura menjadi Muslim menghadiri ibadah untuk mencari informasi.

The Epoch Times menelepon lebih dari selusin ponsel lokal dan telepon kabel di Najiaying pada 29 Mei. Sebagian besar menunjukkan bahwa panggilan telah dijawab, tetapi tidak ada audio yang masuk. Telepon pemerintah Kabupaten Tonghai tidak dapat dihubungi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement