REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatra Barat Helmi mengatakan, selain tempat ibadah, keberadaan masjid dan mushala juga efektif untuk dijadikan sebagai pusat literasi dan membaca bagi masyarakat.
"Kemenag berupaya mengeksplorasi masjid dan mushala bukan hanya dijadikan tempat shalat berjamaah, tetapi juga sebagai pusat pembinaan dan kegiatan umat," kata Helmi.
Mantan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Padang Pariaman itu menyebutkan, saat ini terdapat sebanyak 17.510 masjid dan mushala di Provinsi Sumbar. Ribuan rumah ibadah tersebut dinilai cukup efektif untuk meningkatkan literasi dan budaya membaca masyarakat. "Insya Allah, tidak ada masjid atau mushala yang belum terdata. Dari data itu, terdapat 5.000-an masjid dan sekitar 12 ribuan mushala," kata Helmi.
Oleh sebab itu, ribuan masjid dan mushala tersebut terus diupayakan Kemenag untuk dijadikan sebagai pusat literasi. Harapannya, budaya membaca masyarakat di Tanah Air, khususnya di Sumbar, kian meningkat.
"Membaca itu kunci ilmu. Masjid dan mushala sangat efektif untuk meningkatkan literasi membaca bagi masyarakat," ujarnya.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang ditandai serbadigital, Helmi menegaskan, semua masjid yang ada harus terdaftar di aplikasi Sistem Informasi Masjid (Simas). Data terakhir yang dihimpun diketahui 12.510 masjid dan mushala sudah terdaftar di aplikasi Simas.
"Kita sudah bertransformasi, jika masjidnya tidak terdaftar dalam aplikasi Simas maka tidak bisa diberikan bantuan dana pembinaan," kata dia.
Helmi berharap seluruh masjid di Sumbar memiliki pustaka. Sebab, upaya meningkatkan literasi membaca harus diiringi dengan fasilitas pustaka yang diisi dengan berbagai macam buku bacaan.
"Harapannya masjid mempunyai daya tarik tersendiri terutama bagi generasi muda," kata Helmi.