Rabu 31 May 2023 17:07 WIB

Tanggapi Buku Kristen Muhammadiyah, PGI: Kikis Saling Curiga Satu Sama Lain

PGI apresiasi penerbitan buku Kristen Muhammadiyah.

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom (kanan), apresiasi penerbitan buku Kristen Muhammadiyah
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom (kanan), apresiasi penerbitan buku Kristen Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom, mengapresiasi buku Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan yang ditulis Prof Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq.

Buku tersebut menggambarkan relasi harmonis antara pemeluk agama Kristen atau Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah. Selain itu menunjukkan peranan pendidikan dalam membangun kerukunan antarumat beragama dan persatuan bangsa. 

Baca Juga

"Fenomena Kristen Muhammadiyah ini sangat relevan dan kontributif dalam membangun masyarakat majemuk Indonesia yang damai dan sejahtera. Kiranya ini bisa menjadi model pembelajaran buat umat lainnya," kata pendeta Gomar kepada Republika.co.id pada Rabu (31/5/2023).

Pendeta Gomar Gultom pun mengapresiasi pendekatan dakwah Muhammadiyah melalui pendidikan terutama di daerah terpencil. 

"Ini sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan dalam membangun kehidupan bersama sebagai masyarakat majemuk Indonesia. Saya sangat mengapresiasi dakwah Muhammadiyah lewat pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil, tertinggal dan terbelakang. Hanya dengan pendidikan masyarakat kita bisa keluar dari keterpurukannya," kata Pendeta Gomar.

Pendeta Gomar mengatakan bahwa dirinya sangat kagum dan menghargai pendekatan dakwah pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah, yang membebaskan diri dari upaya penambahan umat. Menurutnya target pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah yakni naradidik tetap difasilitasi dalam pertumbuhan imannya sesuai dengan agama masing-masing. 

Menurutnya dakwah dengan pendekatan dengan cara tersebut  akan membangun suasana masyarakat yang saling menguatkan di tengah perbedaan.

"Perjumpaan umat Kristen dan Muhammadiyah memungkinkan setiap orang bertumbuh imannya dalam perjumpaan tersebut, seturut dengan agamanya masing-masing. Perjumpaan sedemikian ini akan mengikis habis saling curiga satu sama lain, tapi sebaliknya, terjadi proses interprnetrasi yang saling membangun," katanya.

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Sebelumnya Muhammadiyah meluncurkan buku berjudul Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan di kantor Kemendikbudristek pada Senin (22/5). Buku ini ditulis berdasarkan penelitian Prof Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq. 

Sekum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mukti menjelaskan bahwa Kristen Muhammadiyah  merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk agama Kristen atau Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah. 

"Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam (Muhammadiyah)," kata Prof Mukti. 

Para pemeluk Kristen atau Katolik itu memiliki kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah atau lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Meski begitu mereka tetap teguh menjadi pemeluk Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah atau lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapatkan pendidikan agama Kristen atau Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen atau Katolik sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 

"Varian Kristen Muhammadiyah menunjukkan peranan pendidikan dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan persatuan bangsa," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement