Jumat 12 May 2023 14:26 WIB

Ustadz Hanan Attaki Dibaiat NU, Jamaah: Kami Dukung dengan Segala Doa

Ustadz Hanan Attaki berbaiat NU dituntun KH Marzuki Mustamar

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan, Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ustadz Hanan Attaki (kiri). Ustadz Hanan Attaki berbaiat NU dituntun KH Marzuki Mustamar
Foto: MJ04
Ustadz Hanan Attaki (kiri). Ustadz Hanan Attaki berbaiat NU dituntun KH Marzuki Mustamar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Pendiri Gerakan Pemuda Hijrah, Ustadz Hanan Attaki dibaiat etua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Setelah menyatakan janjinya untuk taat pada ulama ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), dia pun resmi menjadi warga Nahdlatul Ulama (NU).

Pembaiatan ini dilakukan dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin, di Malang, Kamis (11/5/2023) malam. 

Baca Juga

Sejumlah jamaah mendukung Ustadz Hanan Attaki pendiri gerakan pemuda hijrah yang memutuskan untuk bergabung dengan Nahdlatul Ulama (NU). Diharapkan gerakan dakwah yang dilakukan Ustadz Hanan Attaki semakin maju dan berkembang. 

"Saya pribadi alhamdulillah, mau NU, Muhammadiyah, Persis bagi saya apapun juga pergerakan Hanan Attaki dukung dengan segala doa," ujar salah satu jamaah Hanan Attaki Ustadz Andi saat dihubungi, Jumat (12/5/2023). 

Sosok Ustadz Hanan Attaki, dia mengungkapkan memiliki karismatik di hadapan jamaah. Tiap kajian yang digelar seperti di Masjid Nurul Falah, Buahbatu, Bandung dengan penceramah Ustadz Hanan Attaki, ribuan jamaah datang dari berbagai daerah. "Ada yang datang dari Cimahi, Ciamis sampai dari Garut," katanya. 

Ustadz Andi melihat pemuda hijrah dan gerakan shift yang ada pun sudah pasti akan mendukung Ustadz Hanan Attaki. Dia mengaku sering berkolaborasi dengan Ustadz Hanan Attaki.

Ustadz Hanan Attaki menyampaikan baiat NU di bawah bimbingan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, KH Marzuki Mustamar. Pembaitan itu juga disaksikan oleh santri dan jamaah yang hadir. Berikut baiat NU yang dibacakan Kiai Marzuki dan diikuti oleh Ustadz Hanan Attaki:  

Bismillahirrrahmanirrahim

Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. Rodhitu Billahi Robba Wabil Islami Dina Wabi Muhammadin Nabiyya Warasula

1. Saya al-Ustadz Hanan Attaki menyatakan demi Allah benar-benar Muslim, mukmin, zahiran wa batinan

2. Saya Ustadz Hanan Attaki menyatakan berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah, ulama, habaib, kiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah

3. Saya Ustadz Hanan Attaki bersumpah, berbaiat, demi Allah benar-benar masuk dan mengikuti jamiyah, jamaah, dan ajaran Nahdlatul ulama, yang ditaksis (didirikan) oleh Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, zaiharan wa batinan, waraditu bizalika

4. Saya Ustadz Hanan Attaki menyatakan benar-benar zahran wa batinan, menerima sistem bernegara, berbangsa, NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dengan bimbingan para ulama, para habaib, min ahlissunnah wal jamaah

5. Selanjutnya, kami menyatakan siap mati membela Islam, siap mati, membela Ahlussunnah wal Jamaah, siap mati membela, memperjuangkan nahdlatil ulama, siap mati untuk NKRI. 

Lahaula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim...

Setelah menuntun pembacaan baiat tersebut, Kiai Mustamar pun menyampaikan, “Sekalian kami juga sampaikan, kami sudah minta nama Abah dan Umi beliau, saat kita tahlil tadi juga sudah kita ikrarkan kita niatkan juga untuk Umi dan Abah beliau, karena beliau sudah benar-benar NU,” ujar Kiai Mustamar seperti ditayangkan kanal Youtube PonpesgasekTV, Kamis (11/5/2023).

Selanjutnya, Kiai Mustamar pun mempersilahkan Ustadz Hanan Attaki untuk menyampaikan beberapa patah kata. Pemuda kelahiran Aceh, 31 Desember 1981 itu pun sangat bersyukur menjadi warga Nahdliyin.

“Alhamdulillah, malam ini adalah malam terbaik dalam hidup saya sejak ibu saya melahirkan saya, karena bagi seorang mukmin dia dilahirkan dua kali. Yang pertama, dilahirkan jasadnya oleh orang tua biologisnya, dan yang kedua dilahirkan ruhiyahnya oleh gurunya atau mursyidnya,” jelas pendiri gerakan Pemuda Hijrah di Bandung ini.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement