Sabtu 13 May 2023 04:50 WIB

Masjid Era Ottoman di Thessaloniki Yunani akan Dipugar

Masjid Hamza Bey merupakan salah satu masjid era Ottoman tertua di Yunani.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Setelah 90 tahun, shalat kembali dilakukan di Masjid Yeni di Thessaloniki, Yunani (Ilustrasi). Masjid Era Ottoman di Thessaloniki Yunani akan Dipugar
Foto: Anadolu Agency
Setelah 90 tahun, shalat kembali dilakukan di Masjid Yeni di Thessaloniki, Yunani (Ilustrasi). Masjid Era Ottoman di Thessaloniki Yunani akan Dipugar

REPUBLIKA.CO.ID, KOMOTINI -- Masjid Hamza Bey merupakan salah satu masjid era Ottoman tertua di Yunani. Berdasarkan laporan media lokal, disebutkan masjid bersejarah ini akan dipugar.

Pemugaran masjid yang berada di kota pelabuhan utara Thessaloniki ini ditargetkan selesai pada  2025. Mengutip Menteri Kebudayaan Yunani Lina Mendoni, upaya pemugaran ini akan menelan biaya lebih dari 10,5 juta euro atau setara Rp 169,3 miliar.

Baca Juga

Dilansir di Anadolu Agency, Jumat (12/5/2023), langkah pemugaran tersebut diambil sebagai bagian dari program restorasi dan promosi yang lebih luas, dari inventaris monumental Thessaloniki dari semua periode sejarah.

Masjid Hamza Bey adalah bangunan keagamaan Islam tertua di Thessaloniki. Rumah ibadah tersebut terletak di persimpangan jalan Egnatia dan Venizelou.

Berdasarkan catatan yang ada, masjid itu dibangun pada 1467/1468 oleh putri komandan militer Ottoman Hamza Bey. Bangunan itu telah dilindungi undang-undang sebagai monumen sejarah dan arkeologi sejak 1926.

Yunani pernah berada di bawah kendali Kesultanan Ottoman atau Utsmani pada pertengahan abad ke-15, di tangan Sultan Mehmed Sang Penakluk, setelah penaklukannya atas Konstantinopel pada 1453. Kemudian seluruh Yunani berada di bawah kekuasaan Ottoman pada 460.

Semenanjung Peloponnese "Moria" dengan lokasi strategisnya yang penting, termasuk di antara tanah yang dianeksasi ke negara bagian Ottoman.  Kota Tripoli, yang terletak jauh di selatan Yunani, merupakan ibu kota wilayah administratif Peloponnese dan menjadi pusat pulau.

Kekuasaan Ottoman di Yunani, dengan mayoritas Kristen, berlangsung selama sekitar dua abad. Ini ditandai dengan banyak ketegangan antara Kekaisaran Ottoman dan rakyat Yunani.  Namun, semua orang dari berbagai lapisan masyarakat dan agama hidup bersama di Pulau Peloponnese.

Secara alami, orang Yunani tidak loyal kepada Kesultanan Ottoman karena agama mereka yang berbeda dari agama negaranya. Karena itu, banyak orang Yunani yang mengambil posisi bermusuhan terhadap Muslim. Mereka beberapa kali mereka bersekutu dengan lawannya, seperti Venesia dan Rusia.

Langkah bersekutu itu dilakukan dalam perang antara Ottoman dan penguasa Venesia dan perang Rusia-Turki (1768-1774), yang diorganisasi oleh orang Yunani. Selama periode itu, sejumlah pemberontakan terjadi, terutama pemberontakan filsuf Dionysius melawan pemerintahan Ottoman.

Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, Kesultanan Utsmani mengalami banyak gangguan yang melemahkan kekuasaan dan kendalinya atas banyak wilayah.

Ini dikarenakan adanya pemberontakan internal dan perang eksternal, sehingga terjadi krisis keuangan dan administrasi yang besar.

Selama periode itu, gelombang pemberontakan berkobar melawan Kesultanan Ottoman, yang menyebabkan pemisahan Mesir darinya di bawah pemerintahan Muhammad Ali Pasha pada 805. Termasuk pemberontakan lain yang terjadi di Balkan, dan pemberontakan Serbia, yang mengambil keuntungan dari perang Rusia-Ottoman.

sumber : https://www.aa.com.tr/en/europe/ottoman-era-mosque-in-greek-city-of-thessaloniki-to-be-restored/2895411
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement