REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Polisi Jerman menggelar penyelidikan atas percobaan pembakaran sebuah masjid di kota Dresdendi Jerman bagian timur yang terjadi Selasa malam lalu.
Seorang pria berusia 34 tahun yang menumpahkan cairan mudah terbakar di dalam Masjid Fatih dan mencoba membakar masjid ini, melarikan diri dari tempat kejadian, tetapi kemudian ditangkap di rumahnya.
Menurut polisi, tak ada yang terluka dalam peristiwa ini, tetapi kebakaran kecil itu menyebabkan kerusakan.
Ramazan Yildirim, ketua yayasan masjid tersebut, mengatakan, identitas si penyerang sudah diketahui polisi dan merupakan percobaan pembakaran masjid yang keduanya dalam sebulan ini.
Kelompok DITIB yang menghimpun warga Muslim Jerman keturunan Turki meminta pihak berwenang Jerman mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi komunitas Muslim.
"Kami sangat sedih dan prihatin oleh terjadinya serangan seperti itu yang menyasar masjid kami. Kami harap pihak berwenang mengambil tindakan yang diperlukan dan berharap serangan seperti itu tak terulang," kata Emre Simsek, seorang penasihat anggota dewan DITIB.
Jerman diamuk rasialisme dan Islamofobia yang kian besar dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh propaganda kelompok sayap kanan yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha membuat orang mencurigai kaum imigran.
Menurut data terbaru, polisi mencatat paling sedikit 610 kasus kebencian Islamofobia sepanjang tahun lalu di seluruh negeri.
Sekitar 62 masjid diserang antara Januari hingga Desember tahun lalu dan sedikitnya 39 orang terluka karena kekerasan anti-Muslim.
Angka tersebut termasuk puluhan kasus kebencian terhadap Muslim, kasus intimidasi, vandalisme, dan perusakan properti.
Berpenduduk lebih dari 84 juta orang, Jerman memiliki penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Jerman menjadi tanah air untuk hampir lima juta Muslim.
Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh
Populasi Muslim di Jerman telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Pew Research Center pada 2017, Muslim membentuk kelompok agama minoritas terbesar di negara itu dengan sekitar 5 juta orang, mewakili sekitar 6,1 persen dari populasi Jerman.
Lebih dari separuh Muslim di Jerman, sekitar 63,2 persen, berasal dari Turki dan Kurdi. Kedua kelompok tersebut diikuti oleh Muslim dari Pakistan, Bosnia, Albania, Afrika Utara, Levant, Iran, Irak, dan Afghanistan.
Sebagian besar Muslim tinggal di ibu kota Berlin dan kota-kota besar di bekas Jerman Barat. Namun, komunitas Muslim yang cukup besar juga ada di beberapa daerah pedesaan Jerman, terutama Baden-Württemberg, Hesse, serta bagian dari Bavaria dan North Rhine-Westphalia.
Menurut data migran dari sensus 2011, distrik Groß-Gerau dan Offenbach memiliki jumlah migran Muslim tertinggi.