REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas menolak dan mengutuk keras diadakannya pelajaran alkitab oleh pemukim Yahudi ekstremis di Masjid Al Aqsa.
"Kami dengan keras menolak dan mengutuk diadakannya pelajaran alkitab oleh pemukim kolonial Israel garis keras di dekat ruang sholat Bab al Rahma di Masjid Al Aqsa," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dilansir dari laman Middle East Monitor, Selasa (9/5/2023)
"Ini datang dalam konteks rencana yang diatur oleh pendudukan Israel untuk menegakkan pembagian ruang dan waktu," lanjut Hamas.
Dia menyatakan bahwa ini adalah bagian dari rencana Israel untuk mengubah karakter Islam dan identitas Al Haram Al Sharif. Hamas menyerukan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk ikut melindungi Al Aqsa.
"(Liga arab dan OKI) untuk memikul tanggung jawab mereka dan bekerja untuk melindungi Yerusalem yang diduduki dan Masjid Al Aqsa dari Yudaisasi dan penodaan," kata Hamas.
Sementara itu, belum lama ini seribuan warga Palestina melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid Al Aqsa dan Ibrahimi pada Jumat (5/5/2023). Langkah ini dilakukan untuk menghadapi penyerbuan pemukim Israel dan skema Yudaisasi ke dua masjid tersebut.
Di momen itu, Masjid Al Aqsa menyaksikan kehadiran tinggi jamaah Palestina yang datang dari Yerusalem yang diduduki, Tepi Barat dan wilayah Palestina yang diduduki pada 1948.
Di Hebron yang diduduki, ratusan Muslim Palestina juga melakukan sholat subuh di Masjid Ebrahimi. Mereka lantas menegaskan desakan untuk melindungi masjid dari pendudukan Israel dan pelanggaran penjajah.